Liputan6.com, Surabaya - Muhahmad Rifai, salah seorang warga yang menjadi korban longsor di Nganjuk menyebut alarm tanda bahaya di lokasi rusak sekitar satu tahun lalu dan belum diperbaiki. Beberapa tahun lalu juga pernah terjadi longsor dan warga mendengar alarm tanda bahaya, namun alat itu kini sudah rusak.
"Pas kejadian alatnya rusak. Satu tahun ini. Jadi, tidak bisa nyala," kata Muh Rifai di Nganjuk, seperti dilansir Antara, Rabu (17/2/2021).
Advertisement
Ia tidak mengetahui pasti terkait perbaikan alat tersebut. Yang ia tahu, alat itu dipasang di sekitar perkampungannya, sehingga jika akan terjadi bencana otomatis langsung bekerja.
"Sudah lama rusaknya, sekitar satu tahun. Pasangnya sudah lama. Jadi, ketika akan terjadi longsoran warga mau mengungsi, namun kemarin itu tidak ada (tidak menyala), karena rusak," kata dia.
Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi menyatakan, petugas sebelumnya sudah memasang sejumlah titik Early Warning System (EWS), yang digunakan untuk mendeteksi dini bencana alam. Tapi kemarin itu juga tidak bunyi.
"Ada yang hilang dan kurang perawatan," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Lakukan Evaluasi
Ia mengatakan, alat itu fungsinya otomatis sehingga jika ada bencana alam langsung bisa terdeteksi. Namun, karena tidak berfungsi, akhirnya alat tersebut tidak dapat memberikan informasi peringatan dini kepada masyarakat.
Pihaknya juga menjadikan hal ini sebagai evaluasi, agar tidak terulang lagi dan korban bencana alam bisa dicegah. Terlebih lagi korban manusia.
"Nanti pengadaan baru lagi dan ini akan jadi evaluasi," kata dia.
Advertisement