Liputan6.com, Washington D.C - Pihak Gedung Putih menyatakan bahwa Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Joe Biden mendukung upaya normalisasi hubungan antara Israel dan Negara Arab.
"Presiden menekankan dukungan AS untuk normalisasi hubungan baru-baru ini antara Israel dan negara-negara Arab. Dia menggarisbawahi pentingnya bekerja untuk memajukan perdamaian di seluruh kawasan, termasuk antara Israel dan Palestina."
Baca Juga
Advertisement
Baru-baru ini, Joe Biden telah melakukan panggilan telepon resmi pertamanya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (18/2/2021) Gedung Putih mengonfirmasi informasi itu pada Rabu (17/2) setelah pertanyaan terkait komunikasi dengan Israel terus dilayangkan kepada presiden Amerika Serikat.
Biden mengatakan kepada wartawan Gedung Putih bahwa dia memiliki "percakapan yang baik" dengan Netanyahu pada hari Rabu (17/2).
Itu adalah panggilan pertama Joe Biden kepada seorang pemimpin Timur Tengah sejak dia menjabat pada 20 Januari, menandakan pentingnya hubungan AS-Israel yang kuat selama beberapa dekade.
Biden dan Netanyahu "membahas pentingnya konsultasi yang berkelanjutan tentang masalah keamanan regional, termasuk Iran".
Simak video pilihan di bawah ini:
Percakapan Joe Biden dengan Pemimpin Lain
Biden telah berbicara dengan sejumlah pemimpin dunia sejak menjadi presiden, termasuk Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping.
Aaron David Miller, seorang rekan senior di Carnegie Endowment for International Peace, mengatakan presiden AS bermaksud untuk mengirim pesan dengan mengadakan panggilan dengan Netanyahu hanya hampir satu bulan setelah dia menjabat.
"Pesannya adalah: 'Saya pro-Israel - presiden yang sangat pro-Israel, tapi saya belum tentu pro-Netanyahu'," kata Miller kepada Al Jazeera.
"Biden tidak akan 'meminjam' satu halaman pun dari buku pedoman Trump dan memberi Netanyahu pelukan hangat beberapa minggu sebelum pemilihan Israel," katanya, merujuk pada pemilihan legislatif di Israel yang akan diadakan pada 23 Maret mendatang.
Kantor Netanyahu meninjau panggilan tersebut, bagaimanapun, dengan mengatakan "percakapan itu sangat hangat dan ramah dan berlangsung sekitar satu jam".
"Kedua pemimpin membahas hubungan pribadi dan mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama untuk terus memperkuat aliansi yang kokoh antara Israel dan AS," katanya.
Satu titik perbedaan antara Biden dan Netanyahu adalah niat pemerintah baru untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, yang telah ditentang keras oleh Netanyahu, yang dimana Trump secara sepihak menarik diri pada 2018.
Biden telah berjanji untuk bergabung kembali dengan perjanjian tersebut jika Iran kembali mematuhi pembatasan pada kemampuan pengayaan uraniumnya.
Advertisement