Ikan nila yang dibudidayakan dengan sistem bioflok diperlihatkan di Rumah Al-Balat, Bojongsari, Depok, Kamis (18/2/2021). Paska anjloknya nilai beli masyarkat saat pandemi yang menyebabkan produksi ikan nila turun hingga 70 persen. (merdeka.com/Arie Basuki)
Petani memberi pakan pada ikan nila yang dibudidayakan dengan sistem bioflok di Rumah Al-Balat, Bojongsari, Depok, Kamis (18/2/2021). Dua bulan terakhir petani ikan nila bioflok kembali menikatkan produksinya sebedar 1,2 ton/ bulan. (merdeka.com/Arie Basuki)
Petani memberi pakan pada ikan nila yang dibudidayakan dengan sistem bioflok di Rumah Al-Balat, Bojongsari, Depok, Kamis (18/2/2021). Meningkatnya produksi seiiring harga ikan nila naik di pasaran yang mencapai harga Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu/kg. (merdeka.com/Arie Basuki)
Petani memberi pakan pada ikan nila yang dibudidayakan dengan sistem bioflok di Rumah Al-Balat, Bojongsari, Depok, Kamis (18/2/2021). Kenaikan harga ikan nila dipicu matinya ribuan ton ikan nila pada areal tambak apung di berbagai waduk di Pulau Jawa. (merdeka.com/Arie Basuki)
Petani memberi pakan pada ikan nila yang dibudidayakan dengan sistem bioflok di Rumah Al-Balat, Bojongsari, Depok, Kamis (18/2/2021). Paska anjloknya nilai beli masyarkat saat pandemi yang menyebabkan produksi ikan nila turun hingga 70 persen. (merdeka.com/Arie Basuki)
Petani memberi pakan pada ikan nila yang dibudidayakan dengan sistem bioflok di Rumah Al-Balat, Bojongsari, Depok, Kamis (18/2/2021). Dua bulan terakhir petani ikan nila bioflok kembali menikatkan produksinya sebedar 1,2 ton/ bulan. (merdeka.com/Arie Basuki)