Liputan6.com, Padang - Cuaca panas terik dan minimnya hujan di Sumatera Barat beberapa waktu terakhir, mengakibatkan munculnya titik panas di provinsi ini dengan tingkat kepercayaan tinggi.
Data dari Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang, Sumbar titik panas terpantau di dua daerah yang berpotensi memengaruhi kualitas udara.
"Kemunculan titik panas tidak hanya di Sumbar, namun juga provinsi tetangga seperti Sumatera Utara dan Riau," kata Kepala Stasiun Pemantau Atmosfir Global Bukit Kototabang, Wan Dayantolis, Kamis (18/2/2021).
Kemudian, lanjutnya angin berembus dari barat laut hingga timur laut, dari arah wilayah Sumut dan Riau melewati wilayah Sumbar.
Pola angin tersebut, katanya berpotensi mempengaruhi kualitas udara Sumbar. Data PM10 dalam 24 jam berkisar di bawah 50 μg/m3 yang berarti masih dalam kategori kualitas udara baik.
Baca Juga
Advertisement
Namun dari segi tren terjadi peningakatan dari rata-rata <20 μg/m3 menjadi 20-30 μg/m3 dalam sepekan terakhir.
"Secara visual menghasilkan udara kabur tetapi belum menurunkan jarak pandang," ujar Dayantolis.
Beberapa daerah di Sumbar yang kualitas udaranya berpotensi terpengaruh yakni Kabupaten Pasaman, Limapuluh Kota, Agam, Kota Payakumbuh, Sijunjung, Sawahlunto, dan Dharmasraya.
Namun, lanjutnya, potensi hujan berdasarkan rilis BMKG masih berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah Sumbar.
"Hal ini tentunya dapat membantu 'mencuci' udara karena hujan akan membawa turun polutan yang ada di atmosfer," jelasnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan seperti membuka lahan dengan cara dibakar atau membuang putung rokok sembarangan.