Kenali 5 Tanda Tubuh Saat Anda Mengalami Stres

Muncul penyakit kulit hingga masalah lambung menjadi tanda bahwa tubuh sangat stres.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2021, 17:37 WIB
Ilustrasi Depresi Credit: pexels.com/EnginA

Liputan6.com, Jakarta - Saat tubuh mengalami stres, berbagai macam penyakit akan mudah datang dan menetap di tubuh kita. Tubuh menjadi rapuh dan sering kali merasa tidak enak badan. Berbagai tanda akan muncul pada tubuh ketika seseorang sedang mengalami stres maupun depresi.

Tanda itu seperti rambut sangat rontok hingga jerawat bermunculan. Meskipun terlihat dapat disembuhkan, tetapi belum tentu masa penyembuhannya akan cepat.

Salah satu cara yang dapat mencegah hal itu terjadi yakni mengurangi stres, bahkan hindari stres yang berkepanjangan.

Penyakit-penyakit itu akan terus mengganggu tubuh dalam kurun waktu tertentu, saat Anda masih mengalami stres. Hal ini sangat berdampak negatif bagi kesehatan bahkan penyakit itu akan semakin parah.

Ada beberapa tanda ketika Anda mengalami stres. Penasaran apa saja? Berikut ulasannya seperti melansir dari Bright Side, Jumat (19/2/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Rambut Rontok hingga Alami Kebotakan

Ilustrasi rambut rontok. (via: cantiknsehat)

Stres dapat menyebabkan rambut menjadi rontok yang semakin parah. Bahkan dapat mengalami kebotakan rambut karena rontok. Para ilmuwan membuat kesimpulan bahwa stres dapat menyebabkan kebotakan dalam jumlah kecil maupun besar.

Anda harus lebih memperhatikan apakah rambut mengalami penipisan yang parah atau tidak. Pada sebagian individu, memakai vitamin rambut untuk mengobati kerontokan tidak memiliki pengaruh. Cara lain untuk memperbaikinya yaitu dengan menghentikan pikiran stres.


2. Gangguan Gastrointestinal

Ilustrasi Penyakit Asam Lambung Credit: pexels.com/Humrah

Gastrointestinal adalah istilah medis pada bagian lambung dan usus. Gangguan gastrointestinal juga dapat disebabkan karena mengalami stres. Penyakit ini seperti maag maupun asam lambung serta merasakan nyeri di bagian perut.

Ini membuktikan bahwa stres dapat menyebabkan penyakit pada saluran pencernaan. Hal ini juga sudah dibuktikan secara ilmiah. Jika obat dari dokter umum tidak membantu, Anda dapat mengunjungi psikolog untuk menyembuhkan stres.

 


3. Perubahan Berat Badan

Ilustrasi Kelebihan Berat badan Credit: pexels.com/Cardio

Stres dapat menyebabkan perubahan berat badan secara drastis dan membuatnya bertambah maupun berkurang.

Stres yang sering terjadi dapat meningkatkan produksi hormon kortisol. Hormon itu membuat metabolisme lemak dan karbohidrat menjadi stabil. Sehingga mendorong tingkat gula yang dibutuhkan dalam darah.

Jika seseorang kelebihan hormon, jumlah makanan yang dikonsumsi akan bertambah lebih banyak. Tubuh akan menghasilkan testosteron dan membakar kalori dalam jumlah sedikit. Sehingga berat badan akan bertambah.

Selain itu, stres juga membuat berat badan menurun karena kadar adrenalin dalam darah meningkat. Kadar adrenalin mempercepat metabolisme tubuh dan memperlambat ekskresi lemak. 


4. Masalah Kulit

Ilustrasi Jerawat Whitehead | insider.com

Timbulnya jerawat dapat menjadi penyebab seseorang mengalami stres. Penyakit kulit lain seperti psoriasis juga dapat menjadi penyebabnya. Hubungan antara stres dan masalah kulit telah dibuktikan oleh ilmuwan.

Para ilmuwan melakukan penelitian di antara siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat stres yang tinggi dan masalah kulit memiliki hubungan langsung.

Para ilmuwan juga melakukan percobaan dengan tikus, dan mendapatkan hasil yang sama. Hewan yang stres tingkat tinggi akan lebih rentan mengalami infeksi kulit.


5. Sakit Kepala

ilustrasi peppermint membantu menghilangkan sakit kepala/pexels

Sakit kepala dapat disebabkan oleh osteochondrosis, darah rendah atau tinggi, maupun sinusitis. Seseorang yang sedang hamil juga dapat memicu sakit kepala. Pada beberapa kasus, seseorang yang mengalami stres juga dapat menyebabkan sakit kepala.

Meskipun meminum obat sakit kepala, tetapi masih mengalami stres, keadaan itu akan menjadi sia-sia. Anda harus menghilangkan stres untuk mengatasi sakit kepala maupun mencegahnya. Sakit kepala akan kembali datang saat Anda merasa stres. 

Penulis:

Syifa Aulia

UPN Veteran Jakarta

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya