Liputan6.com, Tuban - Viralnya kampung miliarder di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, menyisakan sejumlah cerita. Kini, ratusan warga yang telah mendapat uang miliaran rupiah dari menjual tanahnya ke PT Pertamina, memilih tiarap dan susah dimintai keterangan.
“Malu mas, kalau diwawancarai,” kata salah satu miliarder yang enggan disebutkan identitasnya, Kamis, (18/2/2021).
Advertisement
Tanah warga tersebut dijual untuk pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) yang bekerja sama dengan perusahaan Rusia, Rosneft. Dari menjual tanah itu, rata-rata masyarakat setempat mendapatkan uang Rp 8 miliar dan tertinggi Rp 28 miliar.
“Saya beli satu mobil baru dari uang pembebasan lahan,” terang Priyanto (30) warga desa setempat.
Ia menceritakan dulu 2004 bapaknya membeli tanah dengan harga 20 juta. Kini, tanahnya sudah laku Rp 4.5 miliar untuk kepentingan kilang minyak Tuban.
“Luas tanahnya lupa saya, tapi sekarang dapat uang sekitar Rp 4,5 miliar,” jelasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Semua Setuju Jual Lahan
Pemberitaan sebelumnya di Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek Nasional tersebut.
“Semua warga Sumurgeneng telah setuju lahannya dijual untuk pembangunan kilang minyak,” jelas Kades yang juga habis beli mobil baru Avanza warna putih.
Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp 600.000 per meter persegi. “Paling banyak sekitar Rp 28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan disini,” jelas Kades Sumurgeneng.
Imbas jual lahan itu, pihak desa setempat mencatat sudah ada 176 mobil baru yang dibeli warga sejak mereka menerima uang ganti rugi lahan kilang minyak hingga sampai saat ini. Bahkan, satu warga ada yang membeli 2 sampai 3 mobil mewah dengan uang tersebut.
Advertisement