Tarif Bea Masuk Tinggi, Ekspor Kakao ke Inggris Tak Maksimal

Ekspor kakao ke Inggris anjlok pada 2020 menjadi USD 51 ribu, atau sekitar 0,004 dari total ekspor kakao Indonesia.

oleh Andina Librianty diperbarui 18 Feb 2021, 20:40 WIB
Mengintip Proses Pembuatan Premium Menggunakan Biji Kakao dari Empat Daerah di Indonesia di Pipiltin Cocoa, Kawasan Barito, Jakarta Selatan pada Kamis, 13 September 2018 (Liputan6.com/Hermann Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ekspor komoditas kakao ke Inggris terbilang kecil dibandingkan kopi dan teh. Hal ini salah satunya disebabkan tarif bea masuk impor ke negara tersebut yang dinilai cukup tinggi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indonesia pada 2019 merupakan pemasok keenam dengan nilai ekspor USD 10,7 juta dengan pangsa 1,56 persen. Pesaing utama untuk produk kakao yaitu Pantai Gading, Belanda, Prancis, Jerman, dan Ghana.

Ekspor kakao ke Inggris anjlok pada 2020 menjadi USD 51 ribu, atau sekitar 0,004 dari total ekspor kakao Indonesia.

Corporate Affairs BT Cocoa, Yeni Wati Tanurahardja, mengakui ekspor kakao ke Inggris memang mengalami penurunan yang besar. Hal ini disebabkan ekspor produk kakao olahan Indonesia dikenakan tarif bea masuk impor ke negara tersebut.

Yeni berharap pemerintah bisa mengusahakan agar produk olahan kakao tidak lagi dikenakan bea masuk. Ia pun berharap rencana Free Trade Agreement (FTA) bisa segera terwujud.

Pemerintah saat ini tengah mengoptimalisasi pemanfaatan perjanjian perdagangan dan memfinalisasi FTA/CEPA, yang masih dalam negosiasi serta mengusulkan trade deal Indonesia-Inggris.

"Kami ingin bea masuk menjadi 0 persen. Kami sambut baik pemerintah sudah memulai rencana FTA dengan Inggris, dan semoga kakao bisa menjadi termasuk salah satu komoditas agar bea masuk bisa turun," kata Yeni dalam webinar dengan Kementerian Perdagangan pada Kamis (18/2/2021).

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pembebasan Tarif

(Fotografer: Dio Pratama/Liputan6.com)

Menurut Yeni, saat ini produk kakao olahan yang dikenakan tarif bea masuk adalah kakao liquor dan cake sebesar 8 persen dan kakao butter 6 persen. Berdasarkan data Kemendag, 99 persen dari total kakao Indonesia yang diekspor ke Inggris pada 2019 adalah kakao butter.

Yeni meyakini pembebasan bea masuk tersebut akan membantu meningkatkan kembali ekspor kakao. Selain itu, katanya, perlu dilakukan peningkatan kerja sama antara industri kakao dan para petani untuk menghasilkan lebih banyak produk kakao olahan dari biji kakao.

"Selain itu juga meningkatkan promosi produk kakao olahan Indonesia di Inggris melalui pameran virtual dan lainnya," sambung Yeni.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya