Liputan6.com, Jakarta - Seorang ratu kecantikan Meksiko mendadak jadi buah bibir khalayak. Bukan karena prestasinya, tapi kasus hukum yang membelitnya.
Perempuan bernama Laura Mojica Romero yang berusia 25 tahun itu dicurigai menjadi bagian dari geng penculikan. Ia terancam hukuman 50 tahun penjara bila terbukti bersalah, seperti dilansir dari laman Daily Mail, Kamis, 18 Februari 2021.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, Laura ditahan dan mendekam di Huatusco, sebuah negara bagian Veracruz, Meksiko. Perempuan yang berasal dari kota San Juan Bautista Tuxtepec di Oaxaca ini memenangkan kontes kecantikan regional Miss Oaxaca 2018.
Laura sempat mengikuti ajang kompetisi Miss Mexico. Model yang fasih berbahasa Inggris ini kemudian meraih kemenangan sebagai perwakilan negaranya di kontes kecantikan International Queen of Coffee 2020 di Kolombia.
Laura merupakan satu dari tiga perempuan dan lima pria yang ditangkap. Ia diidentifikasi hanya dengan nama depannya dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh penyelidik di negara bagian Veracruz, Meksiko timur.
Laura diduga sebagai salah satu dari 'delapan tersangka anggota organisasi kriminal yang mengkhususkan diri dalam penculikan'. Jaksa penuntut mengatakan unit elit anti-penculikan telah bertindak untuk memastikan bahwa tidak ada perdamaian bagi orang-orang yang menyebabkan kerugian serius bagi Veracruz.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Sekadar Cantik
Mereka menambahkan, penangkapan Laura dan tujuh orang lainnya terjadi di Veracruz ketika personel khusus yang menangani penculikan melakukan operasi untuk menangkap mereka terkait dengan penyelidikan yudisial ini. Delapan tersangka penculik telah ditahan selama dua bulan sementara penyelidikan masih berlanjut.
Dalam sebuah wawancara pada Januari 2019 setelah kemenangannya sebagai Miss Oaxaca, Laura menyebut dirinya tak sekadar berwajah cantik.
Lulusan studi bisnis ini mengatakan bahwa prioritasnya termasuk menangani masalah kekerasan terhadap perempuan. "Saya tidak bisa berpangku tangan, saya harus memberantas kekerasan terhadap perempuan, melalui kampanye dan pembicaraan pendidikan yang membuat pria sadar akan masalah ini," kata dia.
Dia digambarkan pada saat itu sebagai pembicara yang fasih berbahasa Inggris. Ia juga juru bicara dalam perang melawan kanker payudara dan leukemia.
Advertisement