Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara berkembang, China dan India dinilai memiliki potensi mengalami pertumbuhan karena tiga faktor penting, yakni peluang pertumbuhan, transformasi industri, dan reformasi kebijakan.
Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan China tumbuh lebih dari 8 persen, sementara India lebih dari 11 persen pada 2021.
Melihat hal tersebut, Katarina Setiawan, Chief Economist and Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memaparkan, potensi pertumbuhan ekonomi di China dan India didukung oleh populasi yang sangat besar.
Baca Juga
Advertisement
Pada 2030, China dan India diperkirakan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia dan memiliki peranan yang semakin penting dalam perekonomian global.
"Tahun 2030, PDB nominal China dan India masing-masing diperkirakan akan mencapai USD 64,2 triliun dan USD 46,3 triliun," ujar Katarina.
Katarina menambahkan, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, China dan India mengalami transformasi kondisi sosial ekonomi.
China diperkirakan mengalami transisi perubahan populasi dari masyarakat kelas menengah menuju pendapatan kelas atas, sementara India menikmati transisi peningkatan populasi kelas menengah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Reformasi Kebijakan
Meningkatnya populasi kelas menengah-atas akan mendukung konsumsi sebagai penopang PDB. China dan India juga diperkirakan mengalami transformasi sektor industrial.
Pemerintah China memiliki visi menjadikan China sebagai global leader dalam industri teknologi tinggi, beralih dari fokus sebelumnya pada low-end manufacturing.
"Transformasi industri akan menjadikan China sebagai negara produsen produk-produk berteknologi tinggi, tidak kalah dari produk-produk yang dibuat negara maju lainnya," tutur Katarina.
Sementara India memiliki visi untuk menjadi hub manufaktur global, terutama di tengah tren diversifikasi produksi dari China ke negara Asia lainnya.
"Kedua negara ini juga terus membuat reformasi kebijakan yang berkelanjutan untuk menarik investasi dan kemudahan berbisnis, serta senantiasa meningkatkan nilai tambah bagi investor," ujarnya.
Advertisement