Liputan6.com, Jakarta - Kemiskinan jadi salah satu problem yang terjadi di banyak negara, tak terkecuali Selandia Baru. Untuk memberantas kemiskinan, negara itu punya cara khusus.
Salah satu kebijakan yang diterapkan Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern adalah semua sekolah di sana akan diberi akses gratis terhadap produk sanitasi. Kebijakan tersebut mulai berlaku pada Juni 2021.
Baca Juga
Advertisement
Pengumuman tersebut menyusul keberhasilan program percontohan yang diluncurkan sekitar pertengahan tahun lalu. Lewat program itu pemerintah yang menyediakan produk periode gratis kepada sekitar 3.200 anak muda di 15 sekolah.
“Pemberian produk haid gratis di sekolah merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengatasi kemiskinan secara langsung, membantu meningkatkan kehadiran di sekolah, dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan anak-anak,” kata Ardern dalam sebuah pernyataan.
Ardern ingin merlihat keterlibatan, pembelajaran, dan perilaku yang lebih baik, lebih sedikit anak muda yang putus sekolah karena menstruasi. Selain itu, untuk mengurangi kesulitan keuangan di antara keluarga siswa.
Ardern mengatakan penelitian menunjukkan satu dari 12 anak muda putus sekolah karena masalah ini. Ia mengatakan program tersebut akan menelan biaya 17,96 juta dolar AS atau sekitar Rp252 miliar hingga 2024.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Masalah Menstruasi
Menteri Wanita Jan Tinetti mengatakan masalah menstruasi di sekolah menimbulkan rasa malu, stigma, tidak masuk kelas, "ketahuan" tanpa produk, biaya, kurangnya pengetahuan, dan ketidaknyamanan.
“Mahasiswa menginginkan informasi tentang haid, produk haid, dan elemen praktis lainnya dalam mengatur haid seperti melacak dan mengetahui kapan dan siapa yang harus dihubungi untuk dimintai bantuan,” ujar dia. Pemerintah akan bekerja dengan pemasok untuk mengelola peluncuran bertahap skema tersebut.
Ardern dipandang sebagai ikon global dan pejuang hak-hak perempuan. Dia menyapu bersih pemungutan suara pada Oktober 2017, mengamankan masa jabatan kedua di belakang keberhasilan pemerintahannya dalam menahan laju penyebaran corona.
Kehamilan dan cuti melahirkan saat menjabat pada 2018, membuat dirinya makin dielu-elukan sebagai simbol kemajuan bagi para pemimpin perempuan. Dia juga pernah menjadi berita utama di seluruh dunia ketika membawa putrinya yang berusia tiga bulan bersamanya saat menghadiri Sidang Umum PBB di New York.
Advertisement