Liputan6.com, Jakarta - Jumlah investor saham di pasar modal Indonesia meningkat. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah single investor id (SID) saham mencapai 2.001.288 per 16 Februari 2021.
Demikian mengutip dari instagram resmi @indonesiastockexchange yang dikutip Jumat, (19/2/2021). Dalam unggahan tersebut disebutkan jumlah SID saham mencapai 2.001.288 per 16 Februari 2021.
Advertisement
Angka tersebut meningkat dari posisi 2020. BEI mencatat jumlah investor baru yang tercipta pada 2020 mencapai pertumbuhan 53,47 persen dari total jumlah investor pada 2019.
Tercatat jumlah investor saham pada akhir 2020 telah mencapai 1.695.268 SID. Terdapat pertumbuhan sebanyak 590.658 SID jika dibandingkan dengan total jumlah investor saham pada akhir 2019 yang mencapai 1.104.610 SID.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono W.Widodo pernah menuturkan, pertumbuhan jumlah investor saham terutama generasi milenial didorong beberapa faktor.
Pertama aplikasi semakin lebih baik. Kedua, banyak waktu luang. Apalagi seiring ada pandemi COVID-19 membuat aktivitas lebih banyak di rumah. Ketika sebelum ada pandemi COVID-19 bisa menghabiskan waktu di jalan, dan sekarang kondisi berbeda dengan ada kebijakan melakukan aktivitas dari rumah saja. Ketiga, era suku bunga rendah.
Apalagi Bank Indonesia telah kembali menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,5 persen pada 18 Februari 2021. “Keempat data di Indonesia murah, salah satu termurah,” kata Laksono.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Transaksi Harian Saham Meningkat di BEI
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah rekor pada awal 2021. Salah satunya rata-rata transaksi harian saham yang mencapai Rp 20 triliun hingga 5 Februari 2021.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono W.Widodo menyebutkan pada 2020 merupakan kebangkitan investor ritel. Ini ditunjukkan dari rata-rata transaksi harian saham mencapai Rp 9,2 triliun dan digerakkan investor ritel mencapai 48,4 persen.
Kenaikan transaksi harian saham itu pun berlanjut pada awal 2021. Berdasarkan data BEI per 5 Februari 2021, rata-rata transaksi harian saham mencapai Rp 20,02 triliun.
"Fenomena baru di BEI. Pada 2020 sebagai tahun kebangkitan ritel banyak sekali transaksi 2020 berlanjut di awal 2021 digerakkan ritel,” ujar Laksono, dalam diskusi virtual, Kamis, 11 Februari 2021.
Laksono mengatakan, rata-rata transaksi harian saham dua kali lebih tinggi pada 2021.
"Rata-rata transaksi 2021 baru 1,5 bulan capai Rp 20 triliun, dua kali lebih tinggi dari 2019 dan 2020,” tutur Laksono.
Laksono menuturkan, komposisi investor untuk rata-rata transaksi harian ritel pun meningkat pada awal 2021. Tercatat transaksi harian saham Rp 20,5 triliun dengan rincian transaksi investor ritel sebanyak 69,5 persen pada Januari 2021 dibandingkan 2020 48,4 persen.
Lalu diikuti investor asing sebanyak 17,5 persen dibandingkan 2020 sebanyak 31,2 persen, dan investor institusi domestik sebanyak 13 persen dari 31,2 persen pada 2020 . “Perdagangan ritel alami kenaikan luar biasa,” kata Laksono.
Laksono menambahkan, investor ritel cenderung menyukai saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan farmasi. “Ritel berminat saham BUMN terutama di bidang infrastruktur dan juga obat-obatan,” kata dia.
Selain itu, BEI mencatat jumlah transaksi mencapai rekor 2.006.823 kali per hari pada 14 Januari 2021. Per 5 Februari 2021, jumlah transaksi tercatat 1.567.440.
“Rekor pada 14 Januari 2021 2 juta transaksi ini merupakan transaksi terbesar di ASEAN bahkan dari tetangga kita yang benchmark Thailand market. Di ASEAN kita nomor satu juga, 1.567.440 transaksi per 5 Februari 2021,” ujar dia.
Kemudian kapitalisasi pasar saham BEI tercatat Rp 7.243 triliun per 5 Februari 2021. Kapitalisasi pasar saham tertinggi mencapai Rp 7.505 triliun pada 13 Januari 2021.
Volume perdagangan saham tercatat 22,90 miliar saham pada 5 Februari 2021. Rekor tertinggi terjadi pada 17 Desember 2020 dengan volume perdagangan saham tercatat 40,60 miliar saham.
Advertisement