Liputan6.com, Jakarta Perusahaan farmasi Pfizer dan BioNTech telah memulai studi vaksin COVID-19 pada ibu hamil. Total 4.000 ibu hamil yang sehat, berusia 18 tahun ke atas menjadi sukarelawan untuk menerima suntikan vaksin Pfizer.
“Kami bangga memulai penelitian ini pada wanita hamil untuk terus mengumpulkan bukti tentang keamanan dan kemanjuran untuk mendukung penggunaan vaksin oleh subpopulasi penting ini (ibu hamil),” ujar Wakil Presiden Penelitian dan Pengembangan Klinik Vaksin Pfizer, William Gruber MD dikutip laman APnews, Kamis (18/02/2021).
Advertisement
Gruber menjelaskan, wanita hamil memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi, serta mampu mengembangkan COVID-19 yang parah.
"Oleh karena itu sangat penting bagi kami untuk mengembangkan vaksin yang aman dan efektif untuk populasi ini. Kami sangat berterima kasih kepada relawan yang mendaftar dalam uji coba, dan penyelidik lokasi yang memimpin pekerjaan ini," ungkapnya.
Ibu hamil yang dijadikan sukarelawan merupakan mereka yang usia kehamilannya 24 sampai 34 minggu. Beberapa di antara mereka akan menerima dua dosis vaksin, dan beberapa lainnya mendapatkan suntikan tiruan yang disebut placebo.
Untuk yang menerima dua dosis, interval jarak tiap dosis adalah tiga minggu. Nantinya, para ibu hamil akan dipantau selama tujuh hingga sepuluh bulan, untuk melihat seberapa efektif dan aman vaksin tersebut.
Sementara untuk ibu hamil yang mendapat plasebo dalam uji coba, akan diberi kesempatan untuk mendapatkan vaksin yang sebenarnya setelah melahirkan, sambil tetap menjadi bagian dari penelitian.
Perempuan di Amerika Serikat, Kanada, Argentina, Brasil, Chili, Mozambik, Afrika Selatan, Spanyol, dan Inggris Raya akan disertakan dalam ujicoba ini.
Sekaligus Melihat Efeknya pada Bayi
Uji coba ini juga sekaligus meneliti efek vaksin pada bayi selama sekitar enam bulan, sekaligus mencari tahu apakah para bayi menerima antibodi yang berpotensi melindungi ibunya.
Selain ujicoba pada perempuan hamil, pihak Pzifer-BioNTech juga berencana untuk menguji vaksin pada anak-anak. Pengujian vaksin pada anak-anak direncanakan akan dimulai akhir tahun ini.
“Sekarang saatnya untuk mengambil langkah berikutnya dan memperluas program klinis kami ke populasi rentan lainnya, seperti wanita hamil, untuk secara potensial melindungi mereka dan generasi mendatang, ” ujar Özlem Türeci, Kepala Petugas Medis BioNTech.
(Penulis: Rizki Febianto)
Advertisement