Liputan6.com, Mexico City - Polisi Meksiko menangkap enam orang oknum yang terlibat dalam penjualan vaksin palsu. Tak tanggung-tanggung, satu dosis vaksin COVID-19 dijual dengan harga 40 ribu peso Meksiko atau setara Rp 27,6 juta.
"Kami memiliki bukti langsung bahwa vaksin palsu dijual hingga 40.000 peso Meksiko setara Rp 27,6 juta per dosis," kata Asisten Menteri Kesehatan Hugo Lopez-Gatell.
Baca Juga
Advertisement
Barang palsu itu diklaim sebagai vaksin BioNTech-Pfizer, yang hanya tersedia di Meksiko melalui kebijakan dari pemerintah, demikian dikutip dari laman DW.com, Jumat (19/2/2021).
Pihak berwenang menemukan klinik swasta yang menawarkan vaksin palsu untuk dijual di kota Monterrey, di negara bagian perbatasan Nuevo Leon.
"Penyitaan vaksin palsu dilakukan di Nuevo Leon, sebuah fakta yang kami sesalkan karena penggunaan apokrif jenis ini membahayakan kesehatan penduduk," kata Sekretaris Keamanan Publik Meksiko Rosa Icela Rodriguez.
"Anda tidak bisa bermain-main dengan kesehatan," kata Rodriguez.
Dia selanjutnya mendesak warga untuk mengunjungi pusat vaksinasi pemerintah (sebagai pemasok resmi) dan melaporkan bisnis, rumah sakit, atau situs internet yang menawarkan vaksin kepada pihak berwenang.
Dia menambahkan bahwa tidak ada entitas swasta yang diizinkan untuk membeli vaksin COVID-19 dari luar negeri untuk tujuan komersial.
Pihaknya juga menegaskan bahwa suntikan vaksinasi hanya dilakukan oleh pemerintah dan itu secara gratis.
Para ahli telah lama mengkhawatirkan kelompok kriminal di Meksiko yang mencoba mencuri, membajak, atau memalsukan vaksin atau obat-obatan selama pandemi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan di bawah ini:
Kasus Kriminal di Tengah Pandemi
Sebagai contoh kasus, tabung oksigen dan obat-obatan telah dicuri sebelumnya saat awal pandemi. Ini adalah kejadian kriminal pertama yang dilaporkan terkait vaksin.
Meksiko memulai program vaksinasi pada 24 Desember 2020, dimulai dengan tenaga medis dan sejumlah kecil di bagian timur negara itu.
Senin (15/2), otoritas mulai menyuntik warga berusia di atas 65 tahun.
Advertisement