Liputan6.com, Jakarta - Hasil penelitian terhadap petugas kesehatan di rumah sakit Israel menunjukkan, efektifitas dosis pertama vaksin COVID-19 buatan Pfizer Inc mencapai 85 persen.
Angka itu lebih tinggi dari 52 persen yang diiklankan produsen tersebut.
Advertisement
Temuan Rumah Sakit Sheba di Israel itu bisa memicu debat global tentang jadwal dua dosis yang direkomendasikan Pfizer di tengah usul agar dosis kedua ditunda dan persediaan yang ada diberikan kepada orang lain sebagai penerima dosis pertama.
"Kami meneliti pekerja Rumah Sakit Sheba yang menerima dosis pertama vaksin Pfizer. Kami mendapati, mereka yang divaksinasi dengan dosis pertama, dibandingkan dengan yang tidak divaksinasi, keefektifan vaksin itu mencapai 85% dalam mencegah Covid klinis atau pasien yang tidak menunjukkan gejala Covid," kata Profesor Eyal Leshem, spesialis penyakit menular di Sheba Medical Center di Ramat Gan, Israel.
Sheba mengatakan di antara 7.214 staf yang mendapat dosis pertama pada Januari, terdapat 85 persen penurunan gejala COVID-19 dalam 15 hingga 28 hari.
Penurunan keseluruhan penularan, termasuk kasus tanpa gejala yang terdeteksi oleh tes, adalah 75 persen.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Rekomendasikan Dua Suntikkan
Pfizer menyatakan, kalau hanya dosis pertama, tingkat kemanjuran vaksinnya mencapai 52 persen.
Perusahaan itu merekomendasikan suntikan kedua dalam waktu 21 hingga 28 hari. Dikatakan, seminggu setelah dosis kedua, vaksin itu manjur 95 persen.
Ahli epidemiologi Sheba Gili Regev-Yochay memperingatkan bahwa kelompok yang diteliti di rumah sakit itu "kebanyakan masih muda dan sehat"
Advertisement