Cerita Akhir Pekan: Sampah Membubung Tinggi di Masa Pandemi Covid-19

Berdasarkan data, sebelum dan sesudah pandemi Covid-19, sampah organik masih menempati urutan teratas dalam jenis sampah yang dihasilkan masyarakat.

oleh Putu Elmira diperbarui 23 Feb 2021, 17:29 WIB
Ilustrasi sampah. (dok. Unsplash.com/Markus Spiske @markusspiske)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh setiap 21 Februari seolah kembali mengingatkan soal sampah yang masih jadi problematika besar di Indonesia. Hal ini jadi tantangan tersendiri mengingat dunia kini juga tengah berjuang melawan terpaan pandemi Covid-19.

Pola kehidupan yang berubah selama masa krisis pandemi turut berdampak pada sumbangan sampah. Guna menekan transmisi Covid-19, saat ini tak sedikit masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah saja.

"Saat ini data yang kami dapatkan rata-rata sampah per penduduk ada dikisaran 0,5--0,7 kilogram per hari," kata Hana Nur Auliana selaku Head of Communication and Engagement at Waste4Change Hana Nur Auliana kepada Liputan6.com, Kamis, 18 Februari 2021.

Sementara untuk provinsi dengan jumlah penghasil sampah terbesar, hal ini mengacu kepada jumlah penduduk dari provinsi tersebut. Menurut data BPS 2020, terdapat tiga provinsi dengan jumlah sampah terbanyak, yakni Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Hana melanjutkan, berdasarkan data versi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), ada beberapa jenis sampah yang banyak dihasilkan dalam cakupan nasional.

Pada urutan teratas, jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik dengan persentase 50--60 persen. Berlanjut dengan sampah plastik 12--17 persen, dan sampah kertas 8--12 persen.

"Sedangkan berdasarkan data yang Waste4Change kumpulkan, residu (sampah tidak bisa didaur ulang seperti popok, puntung, sampah yg sangat tercampur, dan lainnya), organik, dan kertas," lanjut Hana.

Berdasarkan data yang dihimpun Waste4Change dari Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, terdapat penurunan sampah yang didaur ulang dan yang reuse atau dimanfaatkan. Namun, ada peningkatan sampah yang dibuang tanpa dipilah.

"Sehingga, sampah ke TPA pasti akan bertambah dari sebelumnya. Sampah yang tidak dipilah naik karena masyarakat takut terjangkit Covid-19," jelas Hana.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sampah Sebelum Pandemi Covid-19

Ilustrasi sampah plastik. (dok. RitaE/Pixabay)

Berdasarkan data yang Liputan6.com dapatkan dari KLHK, untuk timbulan sampah per provinsi pada 2016, Jawa Timur berada di urutan teratas dengan angka 12,812.34 ton sampah per hari. Lalu dilanjutkan dengan Jawa Barat dengan 7,924.71 ton per hari dan Jawa Tengah 5,943.48 ton per hari.

Pada 2017, provinsi dengan timbulan sampah tertinggi yakni Jawa Barat dengan 13,940.45 ton per hari. Lalu dilanjutkan Jawa Tengah dengan 10,900.65ton per hari serta Jawa Timur dengan 9,378.28 ton per hari.

Sementara di 2018, Jawa Barat masih jadi provinsi dengan timbulan sampah tertinggi yakni 18,242.96 ton per hari. Kemudian Jawa Timur dengan 16,100.88 ton per hari serta Jawa Tengah 10,653.01 ton per hari.

Sumber data ini didapatkan KLHK dari kuesioner non fisik program Adipura yang diisi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Untuk data pada 2016 berasal dari 136 Kab/Kota (total 514 Kab/Kota).

Data 2017 berasal dari 193 Kab/Kota (total 514 Kab/Kota). Sedangkan data 2018 berasal dari 265 Kab/Kota (total 514 Kab/Kota).

 

Komposisi Sampah

Ilustrasi sampah. (dok. Unsplash.com/Jasmin Sessler @open_photo_js)

Persentase komposisi sampah untuk 2016, terdiri atas sisa makanan 40 persen, kayu atau ranting atau daun 17 persen, kertas 10 persen, plastik 16 persen, logam empat persen, kain atau tekstil tiga persen, karet atau kulit dua persen, kaca dua persen, dan lainnya enam persen.

Di 2017, persentase komposisi sampah meliputi sisa makanan 42.68 persen, kayu atau ranting atau daun 12.67 persen, kertas 9.06 persen, plastik 13.37 persen, logam 2.34 persen, kain atau tekstil 2.44 persen, karet atau 1.84 persen, kaca 1.68 persen, dan lainnya 3.26 persen.

Persentase komposisi sampah untuk 2018, terdiri atas sisa makanan 44.37 persen, kayu atau ranting atau daun 12.64 persen, kertas 10.55 persen, plastik 15.53 persen, logam 2.33 persen, kain atau tekstil 3.12 persen, karet atau kulit 1.62 persen, kaca 1.91 persen, dan lainnya 7.93 persen.

Sumber data ini didapatkan KLHK dari kuesioner non fisik program Adipura yang diisi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Untuk data pada 2016 berasal dari 136 Kab/Kota (total 514 Kab/Kota).

Data 2017 berasal dari 193 Kab/Kota (total 514 Kab/Kota). Sedangkan data 2018 berasal dari 265 Kab/Kota (total 514 Kab/Kota).


Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi

Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya