Liputan6.com, Palembang - Di tengah adzan Jumat berkumandang, Arifin (56), pemulung di Kota Palembang berjalan tanpa alas kaki, di Jalan Ade Irma Suryani Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Tatapannya langsung tertuju ke dua papan bunga di pinggir jalan, yang dikirim dari dua organisasi mahasiswa di Sumsel, yaitu PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumsel dan Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumbagsel.
Baca Juga
Advertisement
Di papan bunga tersebut, bertuliskan ucapan selamat atas capaian dan prestasi Gubernur Sumsel Herman Deru, yang telah menempatkan 10 provinsi termiskin di Indonesia.
Dengan menggotong karung berisi botol plastik dan kardus bekas, Arifin hanya tersenyum membaca tulisan di papan ucapan tersebut.
“Ucapan ini cantik, lain daripada yang lain. Kalau tulisan termiskin di Indonesia, ini memang menyinggung. Tapi bagaimana lagi, mungkin bagian hidup masing-masing,” ucapnya, Jumat (19/2/2021).
Status baru bagi Sumsel tersebut, merupakan hasil rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pusat. Sumsel bertengger di urutan ke 10, dengan persentase kemiskinan sebesar 12,56 persen.
Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Sumsel Husein Rianda mengatakan, papan ucapan tersebut adalah salah satu bentuk ucapan , kritikan dan masukan untuk pemerintah, karena Sumsel masuk dalam 10 besar provinsi termiskin di Indonesia.
“Kita sebagai organisasi pergerakan yang tergabung di Cipayung, sebagai organisasi penyeimbang pemerintahan, tetap menggedor, mengkritik dan memberikan masukan ke pemerintah,” ucapnya.
Dia mengatakan, ucapan tersebut harusnya menjadi tamparan bagi Pemprov Sumsel dan bukan merupakan prestasi yang baik untuk dipertahankan. Karena menjadi prestasi buruk dalam pemerintahan, selama Herman Deru menjadi Gubernur Sumsel.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Sumsel Lumbung Pangan
Dengan kondisi ini, dia mengharapkan Gubernur Sumsel mengajak seluruh elemen bergabung dan mendengarkan masukan yang membuat Sumsel maju.
“Kelemahan pemerintah hari ini, tidak pernah duduk bareng dan berdiskusi intens dengan pemuda. Beberapa program belakangan dikritik, tapi tidak ada usaha pemerintah untuk mau berdiskusi dengan kita. Semakin dikritik, semakin buruk prestasi di Sumsel,” katanya.
Ditambahkan Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumsel M Iqbal, papan ucapan tersebut merupakan langkah pergerakan Cipayung, yang terdiri dari enam organisasi mahasiswa, yaitu HMI, IMM, PMII, Pemuda Muslim, KMHDI dan SEMMI Sumsel.
“Padahal Sumsel dikenal sebagai daerah lumbung pangan dan lumbung energi, Tapi Sumsel masuk 10 besar termiskin di Indonesia,” katanya.
Advertisement
Sebarkan Pamflet
Di masa pandemi Covid-19 ini, dia menilai yang harus didorong perekonomian adalah di pedesaan, terlebih di sektor pangan dan pertanian. Karena dari desa bisa meningkatkan perekonomian daerah.
Tidak hanya mengirim papan ucapan ke samping kantor Pemprov Sumsel saja, Cipayung juga akan mengirim papan ucapan lagi ke Griya Agung Palembang.
“Kami juga akan menyebarkan pamflet di Palembang, terkait kebijakan (Gubernur Sumsel) yang tidak tepat sasaran. Sehingga daya beli di Sumsel menurun dan mengakibatkan Sumsel masuk 10 provinsi di Indonesia,” ucapnya.
Namun pada Jumat sore sekitar pukul 16.00 WIB, dua unit papan ucapan tersebut akhirnya diangkut oleh petugas Satpol-PP Sumsel.
Terhambat Protokol Kesehatan
Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) Sumsel Mawardi Yahya merespon terkait Sumsel masuk 10 besar provinsi termiskin di Indonesia, saat menghadiri Silaturahmi Tokoh Adat dan Ormas Budaya Sumsel di Hotel Swarna Dwipa Palembang, pada hari Kamis (18/2021).
Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat kondisi memprihatinkan, terlebih lagi masalah ekonomi rakyat yang menjadi perhatian penting.
“Bagi orang tidak mampu, saya kira ini jadi masalah kita semua. Bagaimana kita meningkatkan ekonomi, aktivitas masyarakat kita harus terus berjalan. Bagaimana berjalan, tentu dihambat oleh protokol kesehatan,” katanya.
Advertisement