Liputan6.com, Jakarta - Kapitalisasi pasar Bitcoin mendekati USD 1 triliun. Lonjakan ini yang membantu pengembalian mata uang kripto jauh melampaui kinerja aset yang lebih tradisional seperti saham dan emas.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (19/2/2021), token terbesar telah menambahkan lebih dari USD 415 miliar pada 2021 menjadi sekitar USD 956 miliar. Indeks Kripto Galaxy Bloomberg, yang mencakup bitcoin dan empat koin lainnya, telah berlipat ganda.
Spekulan, bendahara perusahaan, dan investor institusional dianggap telah memicu kenaikan volatilitas Bitcoin. Orang percaya mata uang kripto dapat terlindung dari risiko seperti inflasi, sementara yang terakhir merasakan mania genting yang mengendarai gelombang stimulus moneter dan fiskal.
Baca Juga
Advertisement
Head of Investment Strategy AMP Capital Investors Ltd, Shane Oliver menuturkan, lonjakan harga bitcoin dipicu seseorang tak mau ketinggalan dengan tren mata uang kripto.
Bitcoin diperdagangkan sekitar USD 51.300 pada 13.30 pada Jumat di Hong Kong. Kinerja indeks crypto menjulang di atas saham, emas, komoditas, dan obligasi pada 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kekhawatiran terhadap Bitcoin
Bulan ini, Tesla Inc. mengungkapkan investasi USD 1,5 miliar dan MicroStrategy Inc. meningkatkan penjualan obligasi konversi menjadi USD 900 juta untuk membeli lebih banyak token.
"Jika fundamental perusahaan akan berkaitan dengan pergerakan Bitcoin karena mereka tiba-tiba menjadi spekulan, kita akan berada di wilayah bubble sebelum Anda menyadarinya," kata analis pasar senior di Oanda, Europe Ltd, Craig Erlam.
Advertisement