Awas Ketagihan Legitnya Durian Sinapeul di Kampung Durian Majalengka

Ragam jenis dan ukuran durian tersebar di seluruh daerah namun Durian Sinapeul khas Majalengka ini sengaja tidak dijual ke luar

oleh Panji Prayitno diperbarui 21 Feb 2021, 06:00 WIB
Penampakan durian sinapeul di Kampung Durian Majalengka. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Majalengka - Durian menjadi salah satu buah yang banyak diburu masyarakat termasuk Cirebon. Banyak pedagang durian dadakan menjajakan buah berduri itu di pinggir jalan Cirebon dan Majalengka.

Beragam jenis dan ciri durian dijajakan penjual dadakan. Banyak pengendara yang rela berhenti untuk membeli bahkan menyantap durian di tempat pedagang itu menjualnya.

Namun, tak sedikit juga penikmat durian berkunjung ke Blok Sinapeul Desa Ujung Berung Kabupaten Majalengka. Hampir seluruh rumah di desa tersebut memiliki pohon durian.

Salah satunya di kediaman Titin Susilawati pemilik Pondok Durian Sinapeul. Menurut dia, peredaran Durian Sinapeul hanya ada di wilayah Pantura Jawa Barat saja.

"Hanya dijual di wilayah terdekat saja Cirebon Majalengka di pinggir jalan maupun di rumah. Produksi durian di tempat kami tidak begitu banyak jadi susah kalau ada permintaan dikirim ke luar kota," kata Titin, Jumat (19/2/2021).

Durian Sinapeul mampu membuat orang yang menikmatinya ketagihan. Selain manis, daging buah Durian Sinapeul tergolong tebal dengan biji yang kecil.

Diketahui, Blok Sinapeul ini seakan sudah dikenal sebagai kampung durian. Beberapa warga memanfaatkan halaman rumahnya sebagai tempat wisatawan menikmati Durian Sinapeul Majalengka yang dipanen dari pohon-pohon mereka sendiri.

"Kadang di Sinapeul sendiri keteteran saking banyaknya pengunjung. Makanya kami tidak bisa kirim ke luar kota," ujar Titin.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Ratusan Pengunjung

Penjual Durian Sinapeul di Kampung Durian Majalengka.Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Keluarga Titin memiliki 300 pohon durian yang tersebar di wilayah desa. Warga setempat juga sudah bekerja sama dengan Perhutani untuk mengelola pohon durian mereka.

Dalam sehari, durian milik Titin mampu panen sehari 500 sampai 1.000 durian. Sementara umumnya masa panen durian terjadi di bulan Oktober sampai Maret.

"Tapi tahun ini panennya di bulan Desember jadi kemungkinan bulan puasa sampai lebaran masih ada pasokan durian," kata dia.

Durian yang dijual Titin dibanderol Rp50 ribu sampai Rp150 ribu per buah. Tergantung ukuran.

Titin mengaku, sebagian besar warga yang datang makan durian adalah pelanggan lama. Pengunjung yang datang diberi berbagai macam ukuran durian yang sudah matang dari pohonnya.

"Kalau kualitas manisnya sama dengan durian yang lain bahkan kata orang mah durian di sini beda rasanya," kata dia.

Titin menyebutkan, di hari biasa bisa menghabiskan 100 sampai 150 durian. Pada hari libur khususnya Minggu bisa menghabiskan 400 durian.

Pengunjung yang datang ke kampung durian ini akan disuguhkan dengan suasana alam pedesaan. Bahkan, Titin menyediakan beberapa gazebo untuk melayani pembeli durian yang makan di tempat.

"Kami juga memberikan servis yang baik seperti memberi tester dulu sebelum durian itu dibeli kalau tidak jadi beli juga tidak apa-apa. Ganti dengan durian yang baru kalau ternyata durian yang dipilih tidak manis. Jadi tidak asal jual durian saja," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya