Liputan6.com, Jakarta Legenda Manchester United atau MU, Paul Scholes, menilai Marcus Rashford perlu mengembangkan lebih keras lagi permainanya di depan gawang. Ini agar Rashford bisa pindah ke level berikutnya bersama klub Liga Inggris tersebut.
Seperti diketahui, pemain berusia 23 tahun itu membuang dua peluang di babak pertama dalam kemenangan 4-0 MU di Liga Europa atas Real Sociedad. Peluang Rashford gagal setelah penjaga gawang Sociedad, Alex Remiro, melakukan dua penyelamatan bagus.
Advertisement
Namun, pemain internasional Inggris itu akhirnya berhasil mencatatkan namanya di daftar pencetak gol, setelah dia melepaskan bola melewati Remiro menyusul umpan bagus dari Fred.
Rashford sekarang memiliki 17 gol atas namanya untuk The Reds musim ini. Tapi, dia lebih banyak bermain dari posisi yang melebar daripada memimpin lini depan.
Scholes percaya itu karena kemampuan Rashford kurang klinis di depan gawang. Meski diakuinya situasi tersebut tak lepas dari peran kiper lawan.
Simak Video Menarik Berikut Ini
Kecewa
Berbicara pada BT Sport, Scholes mengatakan itu adalah area yang perlu dikerjakan Rashford jika keinginannya adalah bermain di lini depan.
"Kiper melakukan beberapa penyelamatan yang sangat bagus tetapi Marcus akan kecewa, sungguh," katanya.
Advertisement
Kurang Kejam
"Saya pikir dia memang harus lebih kejam. Kekejamannya hilang dari permainannya, yang mungkin mengapa dia tidak bermain sebagai penyerang tengah, seperti yang mungkin dia inginkan," ujar Scholes.
"Dia selalu bermain di area yang luas karena dia mungkin tidak memiliki kekuatan jahat untuk pergi dan mencetak gol."
Sangat Senang
Namun, setelah melihat Rashford mencetak gol di Turin, Scholes mencatat bahwa posisi memotong dengan kaki kanan dari sisi kiri adalah satu area di mana penyerang ingin mencetak gol.
"Ya, dia akan sangat senang. Dia akan kecewa di babak pertama dengan beberapa penyelesaian dan dia tidak tampil bagus di depan gawang," ujarnya.
Advertisement
Umpan Bagus
"Ini adalah umpan yang bagus dari Fred sebenarnya, umpan yang hebat, ini adalah posisi di mana Marcus berada dalam kondisi terbaiknya - sisi kiri dalam, masuk dan memotong ke gawang," kata Scholes .
"Anda membayangkannya sepanjang hari hanya untuk membuka diri dan memasukkan bola ke pojok bawah itu.”