Fakta dan Mitos Burung Jalak Gunung Lawu yang Viral Usai Selamatkan Pendaki

Soleh bersama rekannya sempat terpisah dari rombongan pendaki Gunung Lawu. Mereka pun tersesat. Soleh berhasil selamat karena mengikuti seekor burung Jalak Lawu yang seolah memberi petunjuk jalan

Oleh SoloPos.com diperbarui 21 Feb 2021, 20:00 WIB
Jalur Singolangu, Gerbang Pendakian Gunung Lawu (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Jalur Singolangu, Gerbang Pendakian Gunung Lawu (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Solo - Burung Jalak Lawu belum lama ini viral di media sosial lantaran ada pendaki tersesat mengaku selamat berkat dipandu alias dituntun burung tersebut.

Pendaki bernama Mohammad Soleh, 37, itu membagikan kisahnya di akun TikTok @mocha_doank. Kepada Solopos.com, Soleh mengatakan kejadian dia dituntun dan diselamatkan burung Jalak terjadi pada Agustus 2020.

Saat itu, Soleh bersama rekannya sempat terpisah dari rombongan pendaki Gunung Lawu. Mereka pun tersesat. Soleh berhasil selamat karena mengikuti seekor burung Jalak Lawu yang seolah memberi petunjuk jalan.

“Awal-awal [pendakian] memang sudah ada jalak. Tapi kan awalnya enggak percaya saja kalau sampai dituntun. Nah, kemudian ada jalak datang kan. Cobalah saya ikuti,” tuturnya saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (18/2/2021).

Burung Jalak Lawu sebenarnya merupakan satwa yang banyak ditemukan di Gunung Lawu. Sebuah studi yang dilakukan di Gunung Lawu wilayah Kabupaten Magetan dan dimuat Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan di laman Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL), menyebut jumlah Jalak Lawu semakin berkurang.

Hasil studi juga menyebutkan Jalak Lawu atau yang bernama latin Turdus sp. banyak ditemukan hidup pada ketinggian 3265 mdpl.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Kerap Muncul di Pos 2

Hargo Tiling tampak dari Pasar Dieng, jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho. (Solopos/Mariyana Ricky P.D.)

“Hasil penelitian menyimpulkan burung tersebut lebih banyak muncul pada sore hari dan berada di pos 2 atau pada ketinggian 700 mdpl,” ulas jurnal tersebut yang dikutip Solopos.com, Sabtu (20/2/2021).

Studi tersebut menyebutkan burung Jalak Lawu banyak hidup di Gunung Lawu lantaran tersedia tanaman pakan yang sesuai.

Setidaknya ada tujuh jenis pakan untuk burung ini. Antara lain, Manis Rejo (Vaccinium varingiaefolium [Bl.] Miq.), Putat (Planchonia valida [B.] B1), dan Rubus alpestris Bl.

Selanjutnya, ada Rubus linaetus Bl., Rubus fraxinifolius Poir, Rubus niveus Thunb, dan Rubus rosafolius J.E.

Penelitian yang dimuat pada April 2019 itu juga mengungkap sejumlah hal yang bisa dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mencegah populasi burung Jalak Lawu terus berkurang.

“Upaya konservasi dapat dilakukan secara ex-situ maupun in-situ, tergantung kebijakan yang ditetapkan oleh instansi yang terkait dan berwenang,” tulis jurnal bertajuk Studi identifikasi keanekaragaman hayati pada habitat Jalak Lawu, wilayah lereng Gunung Lawu, Kabupaten Magetan tersebut.

Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya