Liputan6.com, Solo Terkait Vaksin Nusantara yang diinisiasi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy meminta semua pihak menunggu hasil uji klinis.
"Kita tunggu hasil uji klinis Vaksin Nusantara. Uji klinisnya kan harus (sampai) tahap tiga. Kita doakan, mudah-mudahan berhasil," kata Muhadjir di sela-sela kunjungan ke RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Solo baru-baru ini, ditulis Minggu (21/2/2021).
Advertisement
Dalam pengembangan Vaksin Nusantara, Terawan menggandeng tim peneliti dari Laboratorium RSUP Karyadi Semarang, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dan Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat. Dikabarkan vaksin ini akan memasuki uji klinis fase kedua.
Muhadjir mengapresi pengembangan vaksin COVID-19 lain di luar Sinovac. Upaya dinilai bisa menjadi alternatif lain dari vaksin yang akan digunakan di Indonesia.
Yang menjadi catatan penting, semua vaksin COVID-19 yang akan disuntikkan harus lolos uji klinis fase tiga dan memeroleh izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA).
"Semua vaksin yang dikembangkan harus lolos uji klinis tahap tiga dan mendapatkan izin edar penggunaan darurat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," terang Muhadjir Effendy.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Hasil Uji Klinis Vaksin Nusantara Masih Dipertanyakan
Kabar soal Vaksin Nusantara juga mencuat, yang disebut-sebut bisa membentuk kekebalan tubuh seumur hidup terhadap virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Hal ini pun masih menjadi pertanyaan publik.
Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mempertanyakan bukti soal Vaksin Nusantara.
"Vaksin Nusantara ini diklaim menciptakan antibodi seumur hidup. Mana buktinya?" tulis Zubairi lewat akun Twitter pribadinya pada 19 Februari 2021.
"Data uji klinis fase duanya saja belum ada, apalagi fase tiga. Jadi, jika mau bicara klaim, tentu harus dengan data. Harus dengan evidence based medicine."
Kepala Sub Direktorat Penilaian Uji Klinik dan Pemasukan Khusus BPOM Siti Asfijah menyampaikan, saat ini, Vaksin Nusantara tengah menunggu hasil evaluasi BPOM mengenai hasil uji klinis fase pertama, yang sudah selesai pada Januari 2021.
"Kami, BPOM dalam tahap melakukan proses evaluasi terhadap data-data yang disampaikan," katanya dalam dialog virtual, Kamis, 18 Februari 2021.
Advertisement