Liputan6.com, Jakarta Baim Wong menyambangi korban banjir Jakarta 2021 dengan perahu karet, bersama asisten dan sejumlah relawan. Usai mengevakuasi pria paruh baya pengidap diabetes, ia menuju ke korban berikutnya.
Target Baim Wong, ibu penyalur asisten rumah tangga yang memiliki cucu usia sebulan. Bayi perempuan itu diselamatkan lewat genteng rumah karena ketinggian air mencapai leher orang dewasa.
Baca Juga
Advertisement
“Saking kencangnya arus (banjir). Jam 2 air datang, jam setengah empat sudah limpas semua. Ada yang sebagian tertolong barangnya ada yang ya… pasrah,” beri tahu salah satu tim sebelum evakuasi bayi terjebak banjir dimulai.
Bosque Yang Ganteng
Baim Wong bersama tim tiba di lokasi. Puji, penyalur asisten rumah tangga, menyambut aktor film Bebas dan Layla Majnun dengan wajah semringah. Seolah lupa pada situasi genting, ia minta suami mengabadikan momen kedatangan Baim.
“Hai bosque yang ganteng terima kasih sudah datang, hei mana ini videoin. Saya Bu Puji. Ih si ganteng, terima kasih ya Allah,” selorohnya, membuat Baim Wong geleng kepala.
Advertisement
Ketinggian Air
Ini terekam dalam video “Evakuasi Bayi 1 Bulan Tegang Banget, Pas Bayinya Diserahin ke Baim, Takut Jatuh ke Air” di kanal YouTube Baim Paula, Sabtu (20/2/2021).
“Pak, di dalam rumah bagaimana (ketinggian airnya) berapa meter?” tanya Baim. “Segini om,” jawab suami Puji sambil menunjuk ke atas dada mendekati lehernya sendiri.
Apa Saja Yang Rusak?
“Apa saja yang rusak?” tanya Baim lagi. “Semuanya,” jawab suami Puji pasrah. Ia menerangkan rumah itu dihuni delapan orang. Salah satunya, bayi berusia sebulan.
Sejurus kemudian, bayi bernama Mutiara Adina Askayla, itu dioper dari genteng ke pelukan Baim Wong. Ayah Kiano Tiger Wong menggendong si kecil lalu menutupi wajahnya dengan kain agar tidak silau.
Advertisement
Kemalaman dan Masih Hujan
Setelahnya, ibu kandung Mutiara menyusuri genteng rumah lalu tiba di perahu karet. Ia lega melihat Mutiara tenang di pelukan Baim. “Semoga nular rezekinya (Mas Baim ke anak saya),” katanya.
Dalam perjalanan dengan perahu karet ke tempat aman, dijelaskan mengapa sehari sebelumnya keluarga ini enggan dievakuasi. “Kemalaman dan masih hujan juga, kasihan (Mutiara),” terangnya.