IHSG Berpotensi Menghijau, Cek Saham Pilihan Ini

Pengamat pasar modal Hans Kwee menuturkan, laju IHSG akan konsolidasi menguat pada awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Feb 2021, 09:09 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal menguat pada perdagangan saham Senin, (22/2/2021). Perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di Jawa dan Bali mulai 23 Februari-8 Maret 2021 dan rencana paket stimulus COVID-19 Amerika Serikat akan bayangi IHSG.

Pengamat pasar modal Hans Kwee menuturkan, laju IHSG akan konsolidasi menguat pada awal pekan ini. IHSG akan bergerak di kisaran support 6.018-6.157 dan resistance 6.314-6.350.

Sejumlah sentimen baik global dan domestik akan bayangi IHSG. Hans menuturkan, pasar merespons positif pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen soal stimulus COVID-19 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS. Selain itu, akhir Februari 2021, Kongres AS akan setujui stimulus COVID-19.

Hans menambahkan, pelaku pasar khawatir dengan imbal hasil US Treasury yang meningkat. Imbal hasil US Treasury meningkat menunjukkan harapan ekonomi pulih dan inflasi akan naik. Hal itu dikhawatirkan dapat dongkrak suku bunga.

"Dengan bunga akan naik, yield naik, orang akan pindah dari saham ke obligasi sehingga akan pengaruhi pasar seluruh dunia," ujar Hans saat dihubungi Liputan6.com, Senin pekan ini.

Sementara itu, dari perkembangan kasus COVID-19 juga pengaruhi bursa saham.  “Kasus COVID-19 dunia turun, itu positif tapi tes juga turun. Program vaksinasi COVID-19 juga berjalan itu bagus di pasar,” kata dia.

Sedangkan dari dalam negeri, perpanjangan PPKM skala mikro hingga 8 Maret 2021 akan menjadi sentimen negatif. Hans menilai, perpanjangan PPKM mikro akan menahan sektor usaha sehingga dapat berdampak terhadap pemulihan ekonomi. Akan tetapi, dampak PPKM tersebut akan terbatas ke IHSG.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Saham Pilihan

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Kepala Riset PT Relinace Sekuritas menuturkan, sentimen yang bayangi IHSG antara lain dari dalam negeri investor akan menanti kajian relaksasi pajak guna mendukung pemulihan ekonomi nasional setelah pemerintah menaikan anggaran PEN menjadi sekitar Rp 688.3 Triliun.

Dari global kenaikan yield obligasi akan masih akan menjadi alasan investor untuk melakukan switching dari ekuitas yang telah naik signifikan sejak akhir tahun 2020 ke aset berisiko lebih rendah.

"IHSG diperkirakan masih bergerak cukup berat mencoba menguat pada awal pekan ini dengan support dan resistance 6.157-6.282,” kata dia.

Untuk saham yang dapat dicermati secara teknikal, Lanjar memilih saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Aneka Tambang Tbk (ATNM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Lalu PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya