Jangan Keliru, Ini Beda Gejala GERD, Maag, dan Tukak Peptik

meski ketiganya berhubungan dengan lambung tapi memiliki gejala dan penanganan yang berbeda.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 23 Feb 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi GERD Credit: pexels.com/Ariana

Liputan6.com, Jakarta - GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), penyakit yang disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan sering disamakan dengan penyakit maag atau tukak peptik. Padahal, meski ketiganya berhubungan dengan lambung tapi memiliki gejala dan penanganan yang berbeda.

Seperti disampaikan dokter penyakit dalam, Rabbinu Rangga Pribadi, GERD memiliki gejala yang khas seperti rasa terbakar di dada (heartburn) dan rasa makanan naik kembali atau mulut terasa asam (regurgitasi). Sedangkan maag atau disebut juga gastritis merupakan radang pada lambung.

Sementara menurut Prof. dr. Abdul Aziz Rani, SpPD, K-GEH, tukak peptik dapat terjadi di lambung, duodenum, esofagus bagian bawah, dan stoma gastroenterostomi (setelah bedah lambung).

Tukak peptik sering tidak menimbulkan gejala. Namun umumnya gejala yang muncul seperti:

- Nyeri perut bagian atas (rasa tidak nyaman, panas atau sering merasa lapar)

- Cepat merasa penuh saat makan

- Nyeri lambung

- Sendawa atau kembung

- Mual (nausea)

- Muntah, bisa berdarah

- Feses cair, hitam seperti ter, komplikasi tukak peptik

Sedangkan tukak duodenum, menimbulkan nyeri beberapa jam sesudah makan yang seringnya malam hari karena asam lambung bebas, sehingga tidak dinetralisasi lagi oleh makanan.

 

Simak Video Berikut Ini:


Diagnosis dan pengobatan

Untuk mendiagnosis tukak peptik, menurut Prof Aziz, dokter biasanya akan menanyakan riwayat penyakit maupun riwayat penggunaan obat seperti anti nyeri, aspirin atau pengencer darah. Selain itu dokter akan melihat gejala dan tanda-tanda klinik seperti rasa tidak nyaman perut bagian atas, nyeri ulu hati, perih, mual kembung dan nyeri di malam hari.

"Pemeriksaan penunjang laboratorium dilakukan untuk melihat darah, feses dan darah samar. Serta tindakan endoskopi bila (gejala) sering berulang dan respons pengobatan tidak berhasil," katanya dia acara Webinar Kesehatan bertajuk Kupas Tuntas Penyakit Asam Lambung, ditulis Senin (22/2/2021).

Prof Aziz mengatakan, pasien dengan tukak peptik perlu mewaspadai tanda-tanda seperti:

- riwayat muntah darah

- muntah-muntah

- anemia

- berat badan menurun

 

Pengobatan

Secara umum, Prof Aziz mengatakan, pasien tukak peptik perlu diet disamping obat-obatan. Saat ini diet yang dianjurkan seperti makanan yang tidak pedas, diet tinggi serat (buah dan sayur) seperti aperl, wortel dan oats, serta makanan dengan vitamin A tinggi seperti hati, brokoli, ubi manis, dan lainnya. Selain itu, minuman yang mengandung flavanoid seperti teh hijau.

Untuk obat supresi asam, Prof Aziz mengatakan pasien tukak peptik diberikan beberapa obat:

- Proton Pum inhibitor (PPI) untuk menekan produksi asam lambung seperti omeprazole, lansoprazole, pantprazole, esomeprazole, rabeprazol

- H2 blocker, untuk menekan produksi asam lambung: Ranitidin, Famotidin, cimetidin

- Antasida, untuk menetralkan asam lambung

- Antikolinergik: Pirenzepine

- Analog prostaglandin: Misoprostol

Obat Cytoprotective

- Rebamipide

- Sucrafat

- Fucoidan

 


Infografis Jakarta Banjir Lagi.

Infografis Jakarta Banjir Lagi. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya