Liputan6.com, Jakarta - Raline Shah baru-baru ini berkunjung ke kampung adat Waru Wora, Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia kedapatan membagikan bubur kacang hijau pada anak-anak desa setempat dalam program sebuah yayasan gizi.
Selain melakukan kegiatan sosial, Raline Shah juga mengamati kehidupan warga di Waru Wora dan kagum dengan pesona desa itu. Wanita kelahiran 35 tahun lalu itu mengaku mendapat pengalaman baru yang berkesan dari kunjungan ke Waru Wora.
Baca Juga
Advertisement
"Petualangan yang luar biasa dalam perjalanan safari Sumba, saya ke kampung adat (desa budaya) Waruwora di daerah Lamboya Sumba Barat. Melihat sekelompok kerbau mandi dengan santai di lubang air mereka. Pemandangan yang belum pernah saya lihat sebelumnya!" tulisnya dalam unggahan di akun Instagramnya @ralineshah, 19 Februari 2021.
"Desa itu begitu mempesona, ada 38 rumah bambu tradisional yang menjulang tinggi dengan atap alang-alang berpaku. Lalu ada tenun ikat yang memberi warna pada desa," tulisnya dalam Bahasa Inggris.
Pesona lainnya didapati dari wastra tenun karya perempuan Waru Wora. Ia juga ikut mencoba menenun kain khas daerah setempat secara tradisional, seperti terekam lewat salah satu potret di Instagram.
Wanita di Waru Wora menenun dengan meletakkan semua senar, kemudian mengikatnya berdasarkan pola yang ingin mereka masukkan ke dalam kain. Kain tradisional di setiap daerah di Sumba tercatat memiliki simbologi masing-masing dan setiap motif membawa cerita inti tentang alam.
Pembuatan masing-masing kain tenun khas ini, menurut Raline Shah, butuh waktu antara dua sampai empat minggu. Potongan mode itu sendiri berperan penting dalam ritual keagamaan dan upacara adat lokal.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Peduli Lingkungan
"Dengan simbologinya, kain tersebut juga mencerminkan status sosial, dan, yang cukup menarik, bahkan sampai saat ini, motif tertentu dicadangkan untuk keluarga kerajaan dan dilarang untuk disalin, bahkan difoto," tulis Raline Shah.
"Saya berhasil mendapatkan pengalaman yang mendalam tentang kehidupan budaya Sumba, bahkan mencoba menenun dengan tangan saya (percayalah, ini jauh lebih sulit daripada kelihatannya!)" pungkasnya.
Selain dikenal sebagai aktris, model, dan pengusaha, Raline juga menjelma jadi sosok inspiratif yang sangat peduli lingkungan. Ia terlibat aktif dalam sejumlah kegiatan sosial dan kampanye lingkungan.
Beberapa waktu lalu, Raline sempat ikut serta dalam penggalangan dana peduli hutan dan satwa liar. Ia pun mendaki Gunung Kilimanjaro, Tanzania, demi menggalang dana untuk perbaikan alam.
Di Instagram, Raline juga pernah mengunggah foto sedang memunguti sampah di Pantai Sanur, Bali. Melalui unggahannya, pemain film 99 Cahaya di Langit Eropa ini mengajak masyarakat agar selalu peduli pada lingkungan.
Advertisement