Liputan6.com, Roma - Hari ini, tepat satu tahun lalu yang lalu. Italia menjadi negara pertama di luar Asia yang mengonfirmasi merebaknya infeksi virus Corona COVID-19 dalam komunitas besar.
Italia mengonfirmasi infeksi COVID-19 pertamanya, yaitu seorang laki-laki berusia 38 tahun dari Codogno, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (22/2/2021).
Advertisement
Beberapa jam kemudian, seorang tukang atap berusia 77 tahun di wilayah Veneto, Italia meninggal dan menjadi korban fatal pertama dari kasus yang merebak di Barat.
Sejak itu, menurut Pusat Riset Virus Corona Johns Hopkins, virus tersebut telah menyebar ke seluruh dunia, menjangkiti lebih dari 111 juta orang dan menewaskan lebih dari 2,4 juta.
Sebelumnya, Perdana Menteri Giuseppe Conte mengumumkan pada Jumat malam (18 Desember) bahwa Italia akan menerapkan pembatasan baru selama liburan Natal dan Tahun Baru.
Di bawah kebijakan baru itu, pertokoan, bar, dan restoran akan ditutup dan perjalanan antar wilayah di Italia akan dilarang, sepeti dikutip dari Channel News Asia.
Selain itu, aktivitas keagamaan juga hanya akan diizinkan sampai pukul 10 malam.
Langkah tersebut dilakukan ketika Lombardy, Veneto dan Lazio kembali mencatat tingkat penularan COVID-19, yang berarti virus kembali menyebar di tiga wilayah utama setelah berminggu-minggu penurunan kasus.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan di bawah ini:
Corona COVID-19 di Italia
Angka kasus COVID-19 di Italia secara nasional pada akhir tahun 2020 adalah 0,86 persen.
"Pakar kami khawatir kurva infeksi akan meningkat selama liburan Natal," kata PM Conte.
Perdana menteri mengakui bahwa otoritas Italia tidak memiliki sarana atau niat untuk menanggapi pelanggaran aturan dengan tindakan penahanan, namun ia tetap meminta warga untuk menghormati pembatasan baru itu.
“Virus terus menyebar dimana-mana. Kami bisa menanganinya, tetapi kami mungkin tidak bisa mengalahkannya, '' ujar PM Conte.
"Inilah sebabnya mengapa bahkan di antara para ahli kami ada kekhawatiran kuat kurva penularan dapat melonjak selama periode Natal," lanjutnya.
Advertisement