Liputan6.com, Jakarta - Menurut survei di Inggris, rata-rata orang menghabiskan waktu lebih lama dari 3 jam per minggu berada di toilet. Temuan ini jauh melebihi rekomendasi 10-15 menit per hari, yaitu sekitar 1 jam 45 menit per minggu.
Dikutip dari Bright Side untuk berita terkini, Senin (22/2/2021), alasan dari waktu yang begitu lama untuk menggunakan toilet sebagian besar karena menggunakan ponsel.
Advertisement
Tidak mengherankan bahwa 75% orang Amerika mengaku menggunakan ponsel mereka saat berada di toilet.
Untuk itu, berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi faktor untuk tidak membawa ponsel atau terlalu lama berada di toilet:
Saksikan Video Berikut Ini:
1. Menyebarkan superbug
Ponsel dapat mentransfer dan mengambil kuman dengan sangat cepat. Mereka dapat memindahkan kuman dari permukaannya ke area pribadi.
Mereka juga dapat membawa kuman dari permukaan kamar mandi mana pun saat sedang mencuci tangan atau menyiram.
Penelitian telah menunjukkan bahwa ponsel berpotensi untuk menyebarkan superbug MRSA di lingkungan perawatan kesehatan. Ini dapat berarti bahwa pasien secara acak dapat terinfeksi.
Advertisement
2. Menimbulkan wasir dan masalah rektal lainnya
Menurut dokter, duduk selama 1 hingga 15 menit di toilet adalah hal yang biasa.
Namun, menghabiskan waktu lebih lama duduk di toilet dapat memberi tekanan yang tidak diperlukan pada rektum dan wasir adalah salah satu gejala paling serius, diikuti oleh prolaps rektal.
Dalam kasus terakhir, rektum mulai keluar dari tempatnya, meskipun kedengarannya sangat menakutkan, dokter tidak menganggapnya sebagai keadaan darurat kecuali membiarkannya tidak ditangani.
3. Teralihkan dari aktivitas sehari-hari
Ponsel tidak hanya membuat otak dalam mode stres, tetapi juga akan membuat teralihkan dari aktivitas sehari-hari. Jika perlu istirahat di siang hari, cobalah bermeditasi atau melakukan beberapa latihan.
Dengan mengaktifkan tubuh, juga akan mengaktifkan otak selain itu saat makan cobalah menikmatinya dan tidak terburu-buru.
Jika meditasi bukan keahlian Anda, dapat beralih ke buku karena membaca akan membuat tetap fokus pada kata-kata dan tidak tertarik pada ponsel.
Advertisement
4. Berdampak parah pada kesehatan mental
Sebuah studi pada 2016 menemukan banyak peserta menggunakan ponsel mereka untuk menekan perasaan dan emosi negatif. Selain itu, penelitian yang sama menunjukkan bahwa siswa menggunakan ponsel mereka untuk melawan kebosanan.
Akibatnya, penggunaan ponsel secara terus menerus sebagai strategi penanggulangan dapat berdampak parah pada kesehatan mental kita.
Salah satu hasil positif dari penelitian ini adalah bahwa ponsel benar-benar membantu beberapa orang untuk mengatasi situasi stres. Namun, sebuah penelitian tahun 2014 menunjukkan bahwa menjauhi ponsel bisa sangat menegangkan bagi banyak generasi millennial.
5. Kecanduan
Menurut penelitian, kita semua menghabiskan rata-rata 90 menit per hari di ponsel kita, yaitu sekitar 3,9 tahun seumur hidup kita. Menurut penelitian, karyawan menyia-nyiakan sekitar 5 jam per minggu dalam menggunakan ponsel untuk hal-hal yang tidak terkait dengan pekerjaan.
Jadi, alih-alih bekerja, banyak orang mengaku mengecek email pribadi dan mengecek media sosial padahal seharusnya mereka bekerja. Salah satu dari gejala utama kecanduan ponsel adalah rasa takut meninggalkan rumah tanpa ponsel, kemudian ketakutan tidak dapat mengirim atau menerima SMS.
Meskipun banyak ilmuwan masih tidak mau menggunakan kata kecanduan, namun ada indikasi bahwa memang itulah yang terjadi. Sebagian besar kecanduan terkait dengan transmisi dopamin.
Ponsel memberikan pengalaman menyenangkan yang sama, dengan pengguna merasa senang setiap kali berinteraksi dengan seseorang. Hasil negatif dari penggunaan telepon yang berlebihan termasuk harga diri yang rendah, kecemasan, dan bahkan depresi.
Reporter: Veronica Gita
Advertisement