Sambangi Menkes, Sandiaga Uno Minta Prioritas Vaksinasi Covid-19 Bagi Pelaku Pariwisata

Sandiaga Uno mengatakan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif telah lama terdampak pandemi. Oleh karena itu seharusnya mendapat prioritas vaksin Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Feb 2021, 16:20 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengenakan masker saat Rapat Kerja dengan Komisi X di gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (14/1/2021). Rapat dipimpin Ketua Komisi X Saiful Guda dari Fraksi PKB didampingi Hetifah Sjaifudian dari Fraksi Partai Golkar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno akan menemui Menteri Kesehatan  Budi Gunadi Sadikin. Dalam Pertemuan ini, Sandiaga akan meminta agar pelaku usaha sektor pariwisata bisa mendapat prioritas vaksinasi Covid-19.

"Malam ini saya akan bicara dengan bapak Menteri Kesehatan bahwa di beberapa daerah dan 34 juta pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini dapat menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksinasi," tutur Sandiaga di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI (National Hotel Institute) Bandung, Jawa Barat, Senin (22/2/2021).

Sandiaga mengatakan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif telah lama terdampak. Bahkan sebelum kasus pertama diumumkan di Indonesia, sektor ini sudah mulai terdampak.

Untuk itu, dia berharap vaksinasi untuk para pelaku usaha sektor ini bisa mulai dilakukan pada Maret 2021. Sandiaga mengusulkan Bali menjadi lokasi perdana yang diberikan vaksinasi sektor pariwisata.

"Harapannya bisa dimulai segera pada awal atau pertengahan Maret 2021, kick off-nya kita usulkan di Bali karena di Bali yang paling terdampak sektor pariwisata dan ekonomi kreatif-nya," kata dia.

Sandiaga mengatakan pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif sangat bergantung pada kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan 3M. Pun dengan upaya 3T yang dilakukan pemerintah. Sementara program vaksinasi yang menjadi ujung tombaknya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bappenas Proyeksi Herd Immunity Dicapai pada Maret 2022, Ini Perhitungannya

Petugas menyiapkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac untuk disuntikkan kepada tenaga kesehatan saat kegiatan vaksinasi di RSCM di Jakarta, Senin (8/2/2021). Kementerian Kesehatan secara resmi memulai vaksinasi tenaga kesehatan di atas 60 tahun pada hari ini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa memproyeksikan kekebalan komunal atau herd immunity baru bisa dicapai pada Maret 2022 mendatang. Atau dalam waktu 15 bulan sejak penyuntikan vaksin Covid-19 pertama dilakukan pada Januari 2021 lalu.

"Dan mudah-mudahan apabila tidak ada aral melintang selama 15 bulan ke depan hitungan kita. Indonesia akan mencapai herd imunity pada bulan Maret tahun depan, InsyaAllah mudah-mudahan itu bisa kita sukseskan," katanya dalam acara konferensi pers virtual, Senin (22/2/2021).

Bos Bappenas ini menjelaskan, proyeksi itu didasarkan oleh perhitungan secara matang yang dilakukan oleh Bappenas. Pertama, ialah dengan menekankan terhadap kesediaan vaksin Covid-19 sendiri.

"Setidak-tidaknya berdasarkan jumlah hitungan dari vaksin yang sudah confrom sekitar 428 juta lebih. Vaksin yang sudah di confrom itu untuk disuntikan kepada 180 juta penduduk Indonesia yang di atas usia 18 tahun," terangnya.

Selanjutnya, Bappenas juga telah menjalin sinergi bersama sejumlah pakar yang terdiri dari ahli epidemiologi, ahli imunologi dan stakeholders lainnya. Menurutnya, kolaborasi ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pelaksanaan vaksinasi di berbagai wilayah Indonesia.

"Sehingga, dengan demikian kita bisa (melakukan) hammering. Jadi, hammering itu memalu ya, memukul dia (Covid-19) supaya turun laju pertambahan kasus (positif).

Terkahir, Bappenas juga aktif mengimbau setiap elemen masyarakat untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan dalam segala aktivitas. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat manfaat vaksinasi Covid-19 dalam memutus mata rantai penyebaran virus mematikan asal China itu.

"Jadi, kita harus jaga jarak, pakai masker, rajin cuci tangan, hindari kerumunan, dan kalau tidak perlu banget bisa kurangi mobilitas," tandasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya