Serba-serbi Diet Nordic, Pola Makan ala Skandinavia yang Sedang Tren

Diet nordic disebut-sebut sebagai jenis pola makan tepat untuk penurunan berat badan dalam jangka panjang.

oleh Asnida Riani diperbarui 23 Feb 2021, 06:01 WIB
Ilustrasi Daging Ikan Salmon Credit: pexels.com/Huy

Liputan6.com, Jakarta - Evaluasi diet dalam menurunkan berat badan jangka pendek, penurunan berat badan jangka panjang, manfaat kesehatan umum, dan kemampuan mengikuti prosedur terus dilakukan. Pada 2021, terdapat beberapa diet yang tengah naik daun, salah satunya adalah diet nordic.

Melansir laman Vogue US, Senin, 22 Februari 2021, ahli gizi holistik, Maria Marlowe, menjelaskan bahwa diet nordic merupakan pola makan sehat memanfaatkan makanan utuh, dan berfokus mengonsumsi lebih banyak sayuran, buah, dan biji-bijian organik, lokal, serta liar sesering mungkin.

"Diet nordic mirip dengan paleo dalam fokusnya pada makanan utuh dan produk hewani berkualitas tinggi, tapi lebih menekankan pada makanan nabati dan makanan laut segar daripada daging," tuturnya menambahkan.

Jadi, sambung Marlowe, pikirkan konsumsi daging ikan salmon yang ditangkap di sungai daripada dibudidayakan. "Makanan liar" dinilai lebih tinggi nutrisinya, bahkan cenderung lebih enak.

"Dari segi rasa, memilih makanan liar dan lokal biasanya akan lebih beraroma karena dianggap lebih segar atau dipetik pada puncak kematangan ketika nutrisi dan rasa produk berada pada titik tertinggi. Terlebih lagi, beri liar, makanan pokok dalam diet nordic, seringkali lebih kecil dan lebih terkonsentrasi, baik dalam rasa maupun nutrisi," kata Marlowe.

Makanan pokok lain dari diet nordic adalah gandum, sayuran akar, kacang-kacangan, yogurt, dan minyak lobak, serta ikan berlemak, seperti salmon dan makerel.

Soal manfaat kesehatan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet itu menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan jantung. Juga, mendukung penurunan berat badan jangka panjang daripada jangka pendek. Sederhananya, pola makan tersebut lebih dinilai sebagai perubahan gaya hidup, bukan upaya sementara.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menerapkan Prinsip Dasar

Ilustrasi Buah Blueberry Credit: pexels.com/JessicaLewis

Kendati tercatat sebagai diet yang sedang tren, pola makan ini sebenarnya bukanlah fenomena baru. Orang-orang di Denmark, Islandia, Norwegia, Finlandia, dan Swedia telah mengomsumsi makanan dengan cara ini selama berabad-abad. Namun, konsep tersebut baru-baru ini dipublikasikan dan diformalkan.

Pada 2010-an, Noma di Kopenhagen menyabet gelar Restoran Terbaik Dunia untuk kali ke-4. Hal itu menyebabkan makanan khas Skandinavia mendapat pijakan baru di seluruh dunia, tak hanya dalam bentuk restoran bintang lima, tapi juga di tempat-tempat kasual yang sehat.

Datang dekade baru, gastronomi Nordic dengan kuat disatukan sebagai masakan kebugaran. Ketika Bathhouse Williamsburg di New York dibuka pada November 2019, susunan menunya terinspirasi Jepang-Nordic. Musim semi ini, salah satu pendiri Noma dan koki selebritas, Mads Refslund, akan memimpin retret kesehatan di Rumah Shou Sugi Ban Water Mill pada perayaan Hari Bumi.

Refslund mencatat bahwa diet nordic lebih dari sekadar kesehatan pribadi. "Pola makan Nordic didominasi nabati sehingga lebih ramah bagi lingkungan karena membutuhkan lebih sedikit sumber daya alam," jelasnya.

"Kami menanam sebagian besar bahan-bahan kami, makan lebih sedikit makanan olahan, dan tak makan daging sapi sebanyak budaya lain, menggantinya dengan ikan air tawar, seperti salmon dan makerel," sambungnya

Diet nordic, katanya, menekankan pada masakan rumahan dan sumber lokal yang mungkin tak mudah bagi banyak orang. "Menurut saya, ambil prinsip yang Anda dapat dari diet nordic. Misal, makan lebih banyak sayuran utuh dan beri organik, menghilangkan karbohidrat olahan dan makanan olahan, juga memilih sumber protein hewani berkualitas tinggi," katanya.

 


5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar

Infografis 5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya