Jokowi: Terapkan Sanksi Tegas untuk Pembakar Hutan, Tanpa Kompromi

Jokowi mengingatkan, kebakaran hutan tidak hanya merugikan materil tapi juga ekosistem alam Indonesia.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 22 Feb 2021, 16:29 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan secara virtual peringatan HUT ke-56 Partai Golkar menyebut, pandemi COVID-19 membuat kontraksi ekonomi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia, Sabtu (24/10/2020). (Biro Sekretariat Presiden/Kris)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan jajarannya menindak tegas pelaku pembakar hutan di Indonesia dan tanpa kompromi.

Perintah tersebut disampaikan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan bersama para menteri, kepala lembaga, dan kepala daerah di Istana Negara, Jakarta, Senin (22/2/2021).

"Saya minta langkah penegakan hukum dilakukan tanpa kompromi, terapkan sanksi yang tegas bagi pembakar hutan dan lahan baik sanksi administrasi, perdata maupun pidana," kata Jokowi.

Jokowi meninginkan sanksi tegas dan menimbulkan efek jera bagi pembakar hutan, agar tidak terulang kejadian serupa. Selain itu, Jokowi meminta jajarannya memperhatiakn jal prioritas dalam kasus kebakaran hutan.

"Pencegahan harus diprioritaskan, jangan terlambat. Di negara besar pun ada kejadian kebakaran yang gede, saya kira saudara tahu semua sampai ada kota yang ikut terbakar. Hal seperti ini betul-betul harus kita jadikan pelajaran," kata dia.

"Sekali lagi prioritaskan pencegahan, jangan terlambat, karena kalau sudah terlambat kita guyur water bombing sebanyak apapun, pengalaman kita sudah telanjur sulit. Api boleh keluar kecil tapi segera dipadamkan," sambung Jokowi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Koordinasi pusat dan daerah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan selamat kepada Nahdlatul Ulama (NU) di peringatan hari lahir (harlah) ke-95 salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia tersebut pada Sabtu, 30 Januari 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jokowi menyebut semua pihak baik pemerintah daerah sampai pusat harus koordinasi agar bisa dilakukan deteksi dini.

"Manajemen lapangan harus terkonsolidasi dan terkoordinasi artinya di desa kalau ada api kecil, langsung diberitahukan agar bisa tertangani di depan, kalau sudah terlanjur besar baru ketahuan, sulit memadamkan. Semua harus digerakkan untuk deteksi dini, monitoring di area yang rawan hotspot, saya pikir udah tahu semua dimana yang rawan," katanya.

Jokowi mengingatkan, kebakaran hutan tidak hanya merugikan materil tapi juga ekosistem alam Indonesia.

"Hati-hati begitu kebakaran meluas itu kerugian tidak hanya juta atau miliar, saya pastikan larinya pasti ke angka triliun, belum kerusakan ekologi dan ekosistem kita," tandas Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya