Liputan6.com, Malang - Angka pengangguran terbuka di Kota Malang pada 2020 meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya. Pemerintah kota setempat pun dituntut bekerja lebih keras agar persoalan itu bisa ditekan rendah.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2020 mencapai 9,6 persen. Sampai periode itu ada 45.242 orang masuk kategori penangguran terbuka.
Baca Juga
Advertisement
Pandemi memukul sektor industri. Ada 141.122 orang usia kerja di Kota Malang turut terdampak. Rinciannya, 18.528 orang jadi pengangguran, 9.342 orang tak bekerja, 2.450 orang tak masuk angkatan kerja, serta 110.802 orang kena pengurangan jam kerja.
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan, instansi pemerintah di ketenagakerjaan dan perekonomian harus bekerja lebih keras lagi demi menekan angka penangguran. Ia meminta Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu inovatif.
“Angka pengangguran terbuka cukup tinggi, dinas harus bekerja lebih maksimal,” kata Sutiaji di Malang, Senin, 22 Februari 2021.
Ia meminta seluruh dinas di Pemkot Malang meningkatkan koordinasi. Sebab penanganan masalah pengangguran harus juga melibatkan lintas sektor. Bila tidak, akan sulit menekan angka penangguran di Kota Malang.
“Koordinasi harus lebih ditingkatkan, serta fokus program akan kinerja semua bisa maksimal,” tutur Sutiaji.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pelayanan Publik
DisnakerPMPTSP juga diminta segera merealisasikan pembangunan Mall Pelayanan Publik (MPP). Lokasi proyek ini menggunakan bekas Ramayana Mall di dekat Alun-alun Malang. Akan digunakan ratusan jenis pelayanan publik mulai kependudukan sampai investasi.
Permudahan akses ini diharapkan turut berdampak pada terciptanya lapangan kerja di Kota Malang. Revisi Detail Enginering Design (DED) diharapkan rampung pada tahun ini. Agar pelayanan publik bisa bekerja lebih baik.
“Tahun ini juga revisi DED kalau bisa selesai, itu sesuai rencana awal,” tutur Sutiaji.
Advertisement