Liputan6.com, Rutshuru - Duta besar (Dubes) Italia untuk Kongo, Luca Attanasio (43), tewas akibat serangan militan. Serangan terjadi saat ia dan konvoi PBB yang berangkat dari Goma menuju Rutshuru.
Ada tiga korban dalam serangan itu. Satu korban lain warga Italia yang bertugas sebagai carabinieri dan satu lagi adalah warga Kongo yang menjadi sopir bagi WFP.
Baca Juga
Advertisement
VOA melaporkan, Selasa (23/2/2021), belum ada pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, pasukan pemberontak aktif di wilayah kejadian.
Pernyataan dari WFP berkata konvoi mereka sedang menuju Rutshuru untuk melakukan kunjungan terkait program makanan di sekolah. Serangan terjadi meski rute yang diambil sudah dinyatakan aman.
Luca Attanasio meninggalkan istri dan tiga orang anak perempuan.
Juru bicara Sekjen PBB Antonia Guterres memberi pernyataan bawah berkata PBB mengecam serangan tersebut dan menyampaikan duka pada keluarga yang ditinggalkan.
"Sekretaris Jenderal meminta agar Pemerintah Republik Demokrasi Kongo agar secara cepat menginvestigasi penargetan yang keji terhadap misi gabungan lapangan PBB dan membawa pelakunya kepada keadilan," ujar pernyataan tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Italia Berduka
Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio merilis pernyataan duka citanya terhadap kematian dua warga Italia. Ia menegaskan akan mengerahkan segala cara untuk mengungap kasus kematian ini.
Menlu AS Anthony Blinken juga telah menelepon Di Maio untuk mengungkap duka citanya. Ia berkata Dubes Attanasio berperan untuk memajukan demokrasi, HAM, perdamaian, dan peluang di Kongo.
Dubes AS di Konga turut menyampaikan duka cita serta mengirimkan belasungkawa kepada keluarga dan Kedutaan Besar Italia di Kongo.
Samantha Power, mantan Dubes AS untuk PBB, serta calon pemimpin USAID, berkata kematian Luca Attanasio adalah pengingat mengenai bahaya yang dihadapi diplomat dan aktivis kemanusiaan.
Advertisement