Saham Tesla Alami Koreksi Terbesar Sejak September 2020

Saham Tesla yang tertekan ini merupakan penurunan terbesar sejak 23 September 2020.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 25 Feb 2021, 06:48 WIB
Kendaraan Tesla Model 3 yang diproduksi di China (made in China) di gigafactory Tesla yang terletak di Shanghai, China pada 26 Oktober 2020. Tesla, pabrikan mobil AS, mengumumkan akan mengekspor 7.000 kendaraan Model 3 yang diproduksi di China ke Eropa pada Selasa (27/10). (Xinhua/Ding Ting)

Liputan6.com, New York - Saham Tesla alami koreksi tajam pada awal pekan seiring investor beralih dari saham teknologi ke saham siklikal. Hal ini mempertimbangkan kondisi pandemi COVID-19.

Saham Tesla merosot 8,55 persen. Saham Tesla yang tertekan ini merupakan penurunan terbesar sejak 23 September 2020, saat itu, turun 10,34 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Selasa (23/2/2021).

Saham perusahaan teknologi terbesar lainnya juga merosot pada awal pekan. Saham Apple, Amazon, dan Microsoft masing-masing turun lebih dari dua persen.

Sementara itu, indeks saham Nasdaq tergelincir 2,5 persen pada awal pekan ini. Sementara itu, indeks saham Dow Jones berbalik arah menguat dengan naik 0,1 persen.

Saham Tesla melemah  juga kena imbas dari bitcoin yang cenderung lambat relinya pada awal pekan. Berdasarkan data CoinDesk, bitcoin melemah enam persen setelah penutupan.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Tesla Beli Bitcoin Senilai USD 1,5 Miliar

Logo Tesla

Awal bulan ini, Tesla menyatakan telah membeli bitcoin senilai USD 1,5 miliar untuk lebih banyak fleksibilitas untuk lebih diversifikasi dan memaksimalkan pengembalian uang tunai perseroan.

“Perusahaan juga mengatakan berencana untuk mulai menerima pembayaran dalam bitcoin,” tulis perseroan.

Analis Wedbush Securities Daniel Ives menuturkan, Tesla berusaha untuk menghasilkan lebih banyak investasi di bitcoin dari menjual mobil kendaraan listrik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya