Pengunjuk rasa antikudeta memberikan penghormatan tiga jari selama demonstrasi dekat Stasiun Kereta Api Mandalay di Mandalay, Myanmar, Senin (22/2/2021. Sejak kudeta pada 1 Februari 2021, masyarakat Myanmar masih terus menggelar protes. (AP Photo)
Pengunjuk rasa antikudeta mengangkat tangan terkepal selama demonstrasi dekat Stasiun Kereta Api Mandalay di Mandalay, Myanmar, Senin (22/2/2021). Junta militer Myanmar memberi peringatan kepada demonstran bahwa mereka terancam kehilangan nyawa jika terus beraksi. (AP Photo)
Pengunjuk rasa antikudeta memenuhi jalan ketika berkumpul dekat Stasiun Kereta Api Mandalay di Mandalay, Myanmar, Senin (22/2/2021). Militer Myanmar berkata anak muda bisa ikut terprovokasi. (AP Photo)
Pengunjuk rasa antikudeta memberikan penghormatan tiga jari di luar Hledan Center, Yangon, Myanmar, Senin (22/2/2021). Pernyataan militer Myanmar terhadap demonstran muncul usai kematian seorang perempuan yang ikut berdemo. (AP Photo)
Pengunjuk rasa antikudeta menginjak poster dengan gambar seorang tentara dan tanda Burma bertuliskan "teroris bersenjata" di sebuah jalan di Yangon, Myanmar, Senin (22/2/2021). Peringatan turut diberikan dalam bahasa Inggris yang memperingatkan pendemo terhadap "kekerasan dan anarki." (AP Photo)
Pengunjuk rasa antikudeta duduk di belakang poster dengan gambar pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi selama unjuk rasa di Yangon, Myanmar, Senin (22/2/2021). Meski ada peringatan dari militer Myanmar, peserta demonstrasi tidak gentar. (AP Photo)
Pengunjuk rasa antikudeta berkumpul di sebuah persimpangan di pusat kota Yangon, Myanmar, Senin (22/2/2021). Mahasiswa kembali turun ke jalan meski ada peringatan dari militer Myanmar. (AP Photo)
Pengunjuk rasa antikudeta berkumpul di persimpangan dekat Pagoda Sule di pusat kota Yangon, Myanmar, Senin (22/2/2021). Seorang mahasiswa bernama Kyaw Kyaw (23), mengaku khawatir dengan langkah pemerintah terhadap demo, tetapi dia juga marah atas apa yang terjadi. (AP Photo)