Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nadia Fairuza menyebut, rendanya literasi menjadi faktor rentannya masyarakat terpapar hoaks atau misinformasi.
"Rendahnya literasi menjadi faktor penting yang menyebabkan rentannya masyarakat terhadap hoaks dan misinformasi maupun sisi-sisi gelap internet seperti fenomena cyberbullying, predator seksual, maupun penipuan online," kata Nadia seperti dilansir dari Antara, Selasa (23/2/2021).
Advertisement
Nadia mengingatkan pentingnya pemerataan akses internet ke seluruh daerah dalam rangka meningkatkan literasi digital termasuk dalam membuka berbagai peluang ekonomi baru.
"Kurang meratanya akses internet di berbagai wilayah di Indonesia dan keragaman kondisi sosial ekonomi di berbagai daerah merupakan kendala struktural yang menghambat peningkatan literasi digital," tutur Nadia.
Menurut Nadia, saat ini akses internet di Nusantara relatif masih lebih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Selain itu, faktor keterjangkauan gawai dan kuota internet juga mempersulit akses bagi siswa yang berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
Ia memaparkan, untuk meningkatkan literasi digital, perlu adanya usaha pemerintah untuk meningkatkan akses internet di seluruh daerah Indonesia.
"Di sisi lain, konten pembelajaran TIK (teknologi informasi dan komunikasi) dapat direvisi agar lebih relevan dengan tuntutan masa kini yang memerlukan adanya kemampuan mengevaluasi informasi yang didapat dari sumber-sumber digital. Selain itu, kebiasaan berpikir kritis harus dikembangkan sejak di bangku sekolah masyarakat Indonesia dapat menjadi masyarakat digital yang bertanggung jawab," ucapnya.