Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Satpol PP Kota Probolinggo Agus Effendy menyatakan, dua pekan terakhir, pihaknya menerima sedikitnya enam laporan orang depresi dan mengamuk. Padahal sebelumnya, dua pekan sekali baru ada laporan seperti itu.
"Itupun disebabkan gangguan kejiwaan yang sudah lama ada,” katanya dikutip dari TimesIndonesia, Selasa (23/2/2021).
Advertisement
Selama pandemi Covid-19 di Probolinggo, laporan yang masuk adalah orang depresi. Yang mengamuk di sekitar tempat tinggal mereka. Agus bilang, rata-rata warga tidak tahu harus bagaimana menangani orang depresi yang mengamuk. Terlebih yang mengamuk itu kerabatnya sendiri.
“Sehingga minta bantuan kami untuk menanganinya," imbuh mantan Kadisbudpar Probolinggo ini.
Usai menangani orang depresi atau orang dengan gangguan kejiwaan, Satpol PP melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak. Mulai dari Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan setempat.
Jika ada keluarganya, maka penanganan selanjutnya dikomunikasikan dengan keluarga. Apabila tidak ada, biasanya langsung dikirim ke rumah sakit jiwa Lawang, Malang. Atau ke Shelter Dinsos di Mojokerto.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Himpitan Ekonomi
Agus menyebut, naiknya laporan orang depresi mengamuk atau orang dengan gangguan kejiwaan itu, salah satunya dipicu pandemi covid19. Dimana banyak terjadi pemutusan hubungan kerja, atau himpitan ekonomi.
Seperti yang diungkapkan Prasetyo, warga Tisnonegaran, Kanigaran Kota Probolinggo, yang mengatakan salah satu keluarganya juga ada yang mengalami depresi. Kondisi ini terjadi pascadiputus hubungan kerja oleh pabrik kayu tempatnya bekerja sebelumnya. “Tetapi tidak sampai mengamuk. Masih bisa ditangani oleh keluarga. Memang jamannya sedang sulit mas,” katanya.
Advertisement