Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan informasi telah terjadi peningkatan harga saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).
“Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan ada pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal,” tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M.Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan Irvan Susandy dalam keterbukaan informasi BEI, pada Selasa, (23/2/2021),
Advertisement
Sebelumnya, bursa telah mengumumkan penghentian sementara perdagangan terhadap saham ARTO di pasar reguler dan tunai pada 6 Juli 2020 dalam rangka cooling down. Lalu UMA pada 1 Juli 2020 atas perdagangan saham ARTO.
Pada penutupan perdagangan saham Senin, 22 Februari 2021, saham ARTO naik 16,27 persen ke posisi Rp 10.900 per saham. Saham ARTO ditransaksikan 17.679 kali dengan nilai transaksi Rp 264,9 miliar.
Selama periode 15-19 Februari 2021, saham ARTO menguat 30,21 persen ke posisi Rp 9.375 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 22.310 kali dengan nilai transaksi Rp 467,4 miliar.
Kalau dilihat sepanjang tahun berjalan 2021, saham ARTO melambung 153,49 persen. Saham ARTO ditutup ke posisi 10.900 pada penutupan perdagangan 22 Februari 2021. Saham ARTO berada di level tertinggi 11.225 dan terendah 4.140 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sebanyak 114.083 kali dengan nilai transaksi Rp 2,1 triliun
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gojek Genggam 22 Persen Saham Bank Jago
Harga saham ARTO naik signifikan ini bukan kali pertama terjadi.Pada akhir 2020, volatilitas saham ARTO pun meningkat. Bahkan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan mengenai volatilitas transaksi efek pada 8 dan 10 Desember 2020.
Mengutip data RTI, saham ARTO pada periode 7 Desember-11 Desember 2020 merosot 18,27 persen ke posisi Rp 3.310 per saham dengan nilai transaksi Rp 90,4 miliar dan total frekuensi
Lalu pada pekan berikutnya periode 14-18 Desember 2020, saham ARTO melonjak 17,82 persen ke posisi Rp 3.900 per saham. Saham ARTO sempat di level tertinggi Rp 4.550 dan terendah Rp 3.350 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,8 triliun dengan total frekuensi perdagangan 4.535 kali.
Pada periode tersebut, Gojek melalui PT Dompet Karya Anak Bangsa mengumumkan investasi di saham Bank Jago sebesar 22,16 persen atau 2,40 miliar saham. Transaksi pembelian saham dikabarkan Rp 2,25 triliun.
Dengan transaksi pembelian saham oleh Gojek tersebut juga tidak mengubah pengendalian saham di Bank Jago.
PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology (WTT) tetap sebagai pemegang saham pengendali dengan total kepemilikan saham 51 persen.
Adapun manajemen Gojek menyatakan investasi di Bank Jago tersebut merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang yang akan memperkuat pertumbuhan dan berkelanjutan bisnis Gojek ke depan.
Sepanjang 2020, saham ARTO naik 38,71 persen ke posisi Rp 4.300 per saham. Saham ARTO sempat berada di level teritnggi 4.870 dan terendah 492 per saham. Saham ARTO ditransaksikan 54.616 kali dengan nilai transaksi Rp 5,6 triliun.
Advertisement
Saham Bank Jago Naik 1.584,78 Persen Sepanjang 2019
Sebelum kenaikan harga saham pada 2021 dan 2021, lonjakan saham ARTO juga sempat terjadi pada 2019. Saham ARTO naik 1.584,78 persen sepanjang 2019.
Saham ARTO ditutup ke posisi Rp 3.100 per saham. Saham ARTO sempat di level tertinggi 5.125 dan terendah 130 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 10.764 kali dengan nilai transaksi Rp 527,9 miliar. Saham ARTO melonjak signifikan lantaran kabar akuisisi.
Dalam keterbukaan informasi BEI pada 27 Desember 2019, saat itu saham bernama PT Bank Artos Indonesia Tbk ini dibeli oleh Jerry Ng melalui PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia dan Wealth Track Technology Limited.
PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) membeli 454.153.125 saham atau setara 37,65 persen saham dengan harga Rp 395 per saham pada 26 Desember 2019.
Pembelian saham ARTO itu senilai Rp 179,39 miliar. Sementara itu, Wealth Trach Technology Limited beli saham ARTO sebanyak 161.034.375 saham atau setara 13,35 persen dengan harga Rp 395. Nilai pembelian saham itu Rp 63,60 miliar.
Setelah diakuisisi MEI dan Wealth Trach Technology Limited, PT Bank Artos Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Jago Tbk pada 11 Juni 2020. Mengutip berbagai sumber, setelah akuisisi, perseroan ingin mengubah ARTO menjadi bank yang mengandalkan teknologi dan menyasar segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta ritel. Jerry Ng pun menjadi Komisaris Utama di Bank Jago.
Lulusan Bachelor of Business Administration University of Washington ini sudah lama berkecimpung di dunia perbankan. Jerry Ng seorang bankir yang pernah memimpin PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk.
Berkat akuisisi saham ARTO, Jerry Ng pun masuk daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes. Ia berada di peringkat ke-44 dengan harga kekayaan USD 600 juta.