Pendapatan Warga Banten Menurun Selama Pandemi, Penggunaan Gas 3 Kilogram Meningkat

Selama pandemi covid-19 yang sudah berlangsung nyaris satu tahun, pemakaian gas LPG 3 kg di Banten naik 7 persen sepanjang tahun 2020.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 24 Feb 2021, 19:00 WIB
Pekerja menyusun tabung gas LPG 3 Kg di salah satu pangkalan LPG kawasan Sunter, Jakarta Utara, Jumat (21/7). Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3kg di Jabodetabek pada titik serah di agen dan pangkalan resmi adalah Rp 16.000. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Serang - Selama pandemi covid-19 yang sudah berlangsung nyaris satu tahun, pemakaian gas LPG 3 kg di Banten naik 7 persen sepanjang tahun 2020. Dalam kondisi normal, kebutuhan harian gas melon di Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Lebak dan Pandeglang, sebanyak 120 ribu tabung.

"Kenaikkan yang dialami itu sekadar kisaran antara 6 hingga 7 persen, dari global yang disalurkan. Kebutuhan harian gas 120 ribu tabung gas 3 kg per hari hari untuk lima wilayah," kata Kabid Elpiji Hiswana Migas Banten, Yudi Lukman, di kantornya, Selasa (23/2/2021).

Yudi belum bisa memprediksi kondisi penggunaan gas LPG 3 kg di wilayah Banten. Namun, jika dilihat dari kebiasaan dan kebijakan Pertamina, akan terjadi pertumbuhan agen gas 3 kg di lima wilayah kerja Hiswana Migas Banten.

Yudi tetap berharap kondisi perekonomian dan kesehatan di Banten bisa semakin membaik, setelah vaksinasi Covid-19 berjalan.

"Untuk LPG 3 kg dampaknya usai vaksinasi belum bisa dirasakan, karena baru sekali. Mudah-mudahan dengan ada perbaikan, perekonomian membaik, perusahaan beroperasi kembali, pendapatan pulih kembali," terangnya.

Kabid Elpiji Hiswana Migas Banten, Yudi Lukman. (Selasa, 23/02/2021). (Liputan6.com/Yandhi Deslatama).

Yudi menerangkan salah satu faktor meningkatnya penggunaan gas melon di masyarakat, karena banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan. Kemudian, daya beli masyarakat berkurang, sehingga pelaku usaha UMKM yang sebelumnya menggunakan gas 12 kg ataupun 5,5 kg, beralih ke gas LPG 3 kg yang harganya lebih terjangkau.

Saat permintaan meningkat, ada potensi kenaikan harga dan kelangkaan gas 3 kg. Untuk itu, Pertamina bersama Hiswana Migas mengeluarkan extra dropping untuk mengantisipasinya.

"Karena pendapatannya menurun, secara otomatis mereka migrasi ke barang yang lebih murah. Sehingga berdampak pada suplai LPG 3 kg. Di tahun 2020, ada kenaikan. Kami selalu mengambil tindakan extra dropping, jika dilapangan sudah mencukupi, maka kami setop," jelasnya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya