Dari Swiss Open, Pebulu Tangkis Indonesia Tidak Bisa Tampil di All England

Sejumlah pebulu tangkis Indonesia yang tampil pada Yonex Swiss Open 2021 tidak akan ambil bagian dalam All England yang akan berlangsung Maret.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 23 Feb 2021, 20:30 WIB
Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia Gloria Emanulle Widjaja terus berlatih di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, untuk tampil di Yonex Swiss Open 2021. (foto: PBSI)

Liputan6.com, Jakarta - Empat hari jelang keberangkatan menuju Yonex Swiss Open 2021, skuat bulu tangkis Indonesia terus mempersiapkan diri lebih intensif untuk mencapai hasil maksimal. Turnamen ini digelar di Basel, 2-7 Maret.

Saat ini para pebulu tangkis Indonesia terus berlatih baik pagi dan sore di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur. Porsi latihan pun tidak hanya pada teknik bermain, tapi juga berlatih dari segi fisik.

Di ganda campuran, Gloria Emanuelle Widjaja dan kolega di bawah bimbingan pelatih fisik Felix Ary Bayu Marta berlatih kecepatan maupun kelincahan. Mereka harus bergerak cepat menuju sasaran untuk menyentuh dan mematikan lampu yang menyala secara otomatis.

"Iya, tadi latihan mengejar lampu, fungsinya untuk melatih kecepatan dan kelincahan. Juga koordinasi kaki, tangan, dan mata. Harus cepet karena ada waktu yang dikejar. Ya cukup asyik latihan begini," kata Gloria usai latihan seperti dalam rilis PBSI yang diterima Liputan6.com, Selasa (23/2/2021).

Gloria adalah salah satu wakil Indonesia yang akan tampil di turnamen bulu tangkis level Super 300 ini. Bersama sang partner Hafiz Faizal, diharapkan bisa mengejar prestasi maksimal.

Hal ini berkaitan dengan ranking Race to Olympic mereka yang berada pada posisi kritis, yaitu delapan. Perbedaan poin mereka hanya berbeda tipis dengan ranking di bawahnya.

 

Load More

Saksikan Video Bulu Tangkis di Bawah Ini


Tidak tampil di All England

Pebulu tangkis Indonesia terus berlatih jelang Yonex Swiss Open 2021 yang berlangsung di Basel, Maret mendatang. (foto: PBSI)

Kondisi pandemi Covid-19 membuat seluruh pemain yang tampil di Yonex Swiss Open tidak bisa mengikuti All England pada 17-21 Maret. Pasalnya, sepulang dari Swiss, mereka harus mengikuti karantina di Jakarta selama sepekan.

Dengan demikian, mereka tidak memiliki cukup waktu untuk mengejar keberangkatan ke Birmingham, Inggris. Selain itu, selama menjalani karantina, para pemain juga tidak dapat berlatih.

Padahal, All England merupakan kejuaraan tertua di dunia sekaligus dengan tingkat persaingan yang lebih ketat.

 


Tidak maksimal

Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky. (foto: PBSI)

Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky membenarkan pemain yang tampil di Yonex Swiss Open tidak bisa tampil di All England.

"Iya jadi untuk pemain-pemain Swiss itu tidak mungkin untuk lanjut tampil di All England. Karena secara persiapan tidak memungkinkan mereka bisa bermain maksimal," kata Rionny.

"Ketika mereka pulang dari Swiss kan perlu karantina dulu di Jakarta, jadi waktunya tidak cukup untuk mengejar ke Birmingham."

"Kalau mereka langsung lanjut ke Birmingham, pun risikonya terlalu besar. Karena, di sana penyebaran Covid-nya masih tinggi," papar Rionny.


Gregoria Mariska

Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung saat melawan unggulan ke-tujuh asal Thailand, Ratchanok Intanon di babak 16 besar Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (18/7/2019). Gregoria kalah 21-13, 19-21, 15-21. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Terkait nasib Gregoria Mariska Tunjung, Rionny mengatakan anak didiknya itu tidak bisa tampil di Yonex Swiss Open. Pasalnya, PBSI telah menarik keikutsertaan juara Dunia Junior 2017 tunggal putri tersebut karena ini lebih difokuskan untuk tampil di All England.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya