Liputan6.com, Yogyakarta Industri turunan kelapa virgin coconut oil (VCO) di daerah Bantul, Yogyakarta menciptakan permasalahan yaitu produk sampingan pengolahan minyak kelapa yang tidak termanfaatkan dan menjadi limbah. Sebanyak 7 Mahasiswa UNY berhasil merekayasa limbah tersebut menjadi sabun antibakteri.
Khoir Nur Arifah prodi Manajemen, Larasati Nindya Ismana prodi Pendidikan Biologi, Muhammad Naufal Majid prodi Pendidikan Kimia, Nur Mahsun Asqallany Ramadhan prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Lolita Paramesti Nariswari prodi Ilmu Komunikasi, Afif Oktavia Putri Sakti prodi Pendidikan Fisika dan Bagas Isdiyantara Putra prodi Biologi menciptakan sabun antibakteri ini.
Menurut Khoir Nur Arifah dari artikel dan penelitian yang telah dilakukan ternyata limbah pemurnian minyak kelapa tersebut mengandung beberapa zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Bahkan melalui beberapa serangkaian proses, tim dapat mengembalikan minyak kelapa lagi.
Baca Juga
Advertisement
Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Dari minyak yang dihasilkan dari limbah pemurnian minyak kelapa menciptakan ide untuk mengolahnya menjadi bahan dasar sabun.
“Hasil pemurnian tersebut dapat digunakan sebagai campuran bahan makanan, produk kesehatan, kosmetik dan bahkan bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan sabun,” katanya.
Anggota tim lain Larasati Nindya Ismana mengatakan, tim menambahkan ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia Hirta) yang mengandung senyawa kimia seperti tanin, saponin, flavonoid dan terdapat pula senyawa aktif seperti alkaloida dan polifenol.
“Senyawa–senyawa tersebut memiliki sifat anti-inflamasi,antiseptik, antibakteri, dan antifungal,” katanya.
Sementara Muhammad Naufal Majid menjelaskan produk ini diberi nama Nuthea, sabun mandi berbahan dasar hasil sampingan pemurnian minyak kelapa dan mengandung esktrak daun patikan kebo. Sabun antibakteri menggunakan bahan yaitu hasil sampingan permurnian minyak kelapa, patikan kebo, NaOH,essential oil, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, aquades dan ethanol 96 persen.
Alat yang dipakai adalah ember besar, baskom, spatula karet, pengaduk, gelas ukur 1000ml, gelas ukur 250 ml, gelas ukur 100 ml, gelas ukur kaca 10 ml, pipet tetes, cetakansabun, gunting, cutter, botol, toples, timbangan digital serta hand blender stainless steel.
"Proses pembuatannya terdiri dua tahap yaitu tahap produksi ekstrak daun patikan kebo dan tahap pembuatan sabun herbal," katanya.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.