Liputan6.com, Jakarta Pada 2019, dunia syok kala Regina King menang Piala Oscar Pemeran Pendukung Wanita Terbaik lewat If Beale Street Could Talks. Pasalnya, ia menang Golden Globe tapi tak dapat nominasi di BAFTA dan SAG Awards. Golden Globe menunjukkan kesaktiannya setelah 15 tahun.
Momen itu menyadarkan publik pentingnya hasil Golden Globe Awards dalam reli menuju Oscars di samping BAFTA (kontes insan film tertua Inggris) dan SAG Awards, yang diprakarsasi paguyuban pekerja seni peran AS. Regina King bukan satu-satunya.
Tanpa bermaksud mengecilkan penghargaan film lain, berikut daftar peraih Oscar yang bermodal Golden Globe doang. Malam puncak Golden Globe Award 2021 digelar di AS, pada 28 Februari 2021 atau 1 Maret 2021 waktu Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Menyambut perhelatan akbar ini, Showbiz Liputan6.com menurunkan laporan khas serba-serbi Golden Globe Awards mulai Rabu (23/2/2021) hingga malam puncak tiba. Buat pencinta sinema, yuk simak!
1. Jessica Lange, Blue Sky (1995)
Performa Jessica Lange sebagai Carly Marshall dalam Blue Sky banjir pujian. Entertainment Weekly menyebutnya liar, berani, sekaligus sensual. Inilah lakon paling provokatif sekaligus menggoda penonton. Tak heran jika Golden Globes jatuh hati pada akting sang aktris.
Blue Sky mengantar Jessica meraih Piala Oscar kedua. SAG Awards kala itu memilih Jodie Foster dalam Neil. Uniknya, karya sineas Tony Richardson ini nyaris tak terdengar kiprahnya di Inggris maupun BAFTA.
Advertisement
2. Mira Sorvino, Mighty Aphrodite (1996)
Variety menyebut karakter Linda Ash yang berprofesi sebagai wanita tuna susila sekaligus bintang panas paruh waktu, sebagai kejutan sekaligus daya tarik terbesar yang susah ditepis. Ia tak mungkin jadi kejutan jika bukan Mira Survino yang memerankan.
Lewat Mighty Aphrodite, sineas Woody Allen membuktikan lagi kejeliannya memilih dan memoles pemain. Komite Golden Globes lantas menggelari Mira Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Layar Lebar. Oscars menyetujui pilihan ini.
3. Hillary Swank, Boys Don’t Cry (2000)
Entah apa yang dipikirkan komite BAFTA dan SAG hingga abai pada transformasi Hillary Swank sebagai Brandon Tina, cewek yang merasa dirinya cowok, dalam Boys Don’t Cry. Hillary mendefinisikan secara presisi kejiwaan perempuan yang mengalami krisis indentitas diri.
Untunglah Golden Globe Awards menyadari kegeniusan Hillary hingga menggelarinya Pemeran Utama Wanita Terbaik Film Drama. Ini melebarkan jalan sang aktris meraih Piala Oscar pertama.
Advertisement
4. Jim Broadbent, Iris (2002)
Biografi Iris Murdoch ini suri teladan soal bagaimana membangun konstruksi drama yang solid tanpa abai terhadap performa para bintangnya. Tiga bintang Iris, yakni Judi Dench, Kate Winslet, dan Jim Boardbent diganjar nominasi Oscar untuk kategori berbeda.
Jim yang melakoni John Bayley menang Golden Globe lalu menang Oscar. Lucunya, Jim di BAFTA beroleh dua nominasi untuk performanya di Iris dan Moulin Rounge!. Ia hanya menang Pemeran Pendukung Pria Terbaik untuk Moulin Rounge!.
5. Chris Cooper, Adaptation (2003)
Dianggap sebagai film komedi ugal-ugalan yang orisinal di eranya, Adaptation sejatinya menempatkan Chris Cooper dalam posisi sulit lantaran “terjepit” di antara dua raksasa Hollywood peraih Oscar, yakni Nicholas Cage serta the one and only Meryl Streep.
Kondisi ini tak lantas membuat Chris yang memerankan John Laroche terbeban atau kebanting. Transformasi fisik dan penjiwaannya berbuah Golden Globe lalu Oscar. Padahal, BAFTA dan SAG Awards kala itu kompak memenangkan Christopher Walken dalam Catch Me If You Can.
Advertisement
6. Sean Penn, Mystic River (2004)
Kritikus yang menulis untuk Rolling Stone menyebut dalam Mystic River, Clint Eastwood menuang apa yang ia tahu soal penyutradraan hingga film ini sanggup menyusup lalu mengacaukan logika penonton. Tangan Clint membimbing para pemain dengan detail.
Lewat peran James Markum, Sean Penn meraih Golden Globes Pemeran Utama Pria Terbaik Film Drama. Tanpa kemenangan dari BAFTA dan SAG Awards, ia meraih Piala Oscar pertama setelah 30 tahun berkarier. Wow!