Sejumlah Perusahaan Unicorn Bakal IPO, Siapa Saja?

Komisaris BEI, Pandu Patria Sjahrir menilai, jika perusahaan teknologi melakukan IPO di BEI, ini kabar baik bagi pasar modal Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Feb 2021, 09:53 WIB
Ilustrasi IPO (istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan tiga perusahaan teknologi berstatus unicorn akan melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana pada 2021.

Komisaris BEI, Pandu Patria Sjahrir membeberkan, perusahaan tersebut akan melakukan pendaftaran. Adapun unicorn merupakan perusahaan rintisan memiliki valuasi lebih USD 1 miliar.

"Perusahaan teknologi beberapa yang memang sekarang sedang register. Kalau register Insya Allah tahun ini. Saya enggak tahu, apakah Juni, Juli apa akhir tahun, tapi itu saya rasa akan tahun ini," ujar Pandu kepada awak media, Rabu (24/2/2021).

Kendati demikian, dia enggan mengungkapkan perusahaan yang dimaksud. "Ada dua, tiga nama yang di berita. Tapi enggak elok kalau kami yang bicara," ucapnya.

Pandu menilai, perusahaan-perusahaan teknologi ini terbilang perusahaan besar. Dengan demikian, jika perusahaan tersebut melakukan IPO di BEI, ini kabar baik bagi pasar modal Indonesia.

"Mereka juga sebenarnya lebih ke perusahaan teknologi yang besar, dan itu juga pertanda yang bagus bahwa berarti bursa kita diterima untuk suatu perusahaan yang sudah cukup juga untuk menerima perusahaan-perusahaan teknologi," kata PAndu.

Sementara, Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi berharap masuknya perusahaan teknologi ke Bursa akan menambah banyak new economy companies untuk IPO.

"Alhamdulillah sebagian di antaranya sebenarnya bukan perusahaan kecil lagi bahkan perusahaan-perusahaan yang kita harapkan mengisi deretan perusahaan terbesar yang ada di Bursa nantinya," ucapnya dalam kesempatan yang sama.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Awal 2021, Indeks Sektor Saham Teknologi Melonjak

Pekerja berbincang di dekat layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi meluncurkan dan menerapkan klasifikasi industri yang baru yakni IDX Industrial Classification atau IDX-IC. Pasca implementasinya, tercatat sektor Teknologi IDXTECHNO yang paling tinggi pertumbuhannya.

"Leading sector untuk tahun ini ada di kelompok IDXTECHNO dengan kenaikan 204,25 persen,” papar Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi dalam Edukasi Wartawan Pasar Modal - Peran Media dalam Mencerdaskan Investor Ritel Indonesia, Selasa, 23 Februari 2021.

Kendati begitu, proporsi market capital (MC) dari sektor ini sayangnya masih kecil yakni 0,87 persen. Sementara posisi kedua yang mencatatkan pertumbuhan adalah dari keuangan atau IDXFINANCE yakni 11,61 persen.

"Keuangan ini sektor yang paling dominan di bursa kita, mencatatkan angka pertumbuhan yang tinggi 11,6 persen dan porsinya tidak kurang dari 38,16 persen,” kata Hasan.

Adapun proporsi MC sebesar 38,16 persen. Selanjutnya ada barang baku IDXBASIC yang naik 11,42 persen dengan MC 12,00 persen, dan perindustrian IDXINDUST naik 5,64 persen dengan MC 6,84 persen.

"Ini juga menjadi PR (pekerjaan rumah) kami di bursa. Kami ingin mengundang sebanyak-banyaknya teknologi yang mewakili new ekonomi. Jadi ekonomi gelombang baru ini kita ingin juga mengimbangi proporsi yang ada di bursa kita,” ungkap dia.

BEI berharap, proporsi dan demografi keterwakilan new economy di saham yang dicatatkan semakin lama semakin dominan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya