Beredar Isu Menlu Retno Bakal Kunjungi Myanmar, Kemlu Pastikan Bukan dalam Waktu Dekat

Beredar isu bahwa Menlu RI Retno Marsudi akan mengunjungi Myanmar, Kemlu pun membantah.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 24 Feb 2021, 11:00 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan pers Kedatangan Vaksin COVID-19 di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin, 7 Desember 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Usai demonstrasi yang terjadi di depan KBRI Yangon beberapa waktu lalu akibat kesalahpahaman, beredar isu bahwa Menlu RI Retno Marsudi berencana akan mengunjungi Myanmar dalam waktu dekat.

Dalam press briefing singkat yang disampaikan oleh Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah, kunjungan tersebut disebut memiliki tujuan utama untuk mencari solusi terkait isu kudeta militer yang tengah terjadi.

"Menlu RI membuka opsi melakukan kunjungan ke Naypyitaw untuk mencari solusi di tingkat kawasan, dalam hal ini ASEAN," ujar Faizasyah kepada awak media. 

Ia menjelaskan bahwa rencana ini disusun dengan terus mempertimbangkan perkembangan situasi di Myanmar.

"Dengan melihat berbagai perkembangan yang ada saat ini, dan setelah berkonsultasi dengan sejumlah negara ASEAN lainnya, saat ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ke Myanmar," tegasnya kemudian. 

Lebih lanjut lagi, Faizasyah kembali menekankan posisi Indonesia untuk terus berkomitmen dan berkontribusi, berkomunikasi dengan semua pihak di Myanmar. Indonesia juga akan terus melakukan komunikasi dengan negara ASEAN lainnya mengenai setiap perkembangan situasi. 

 

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Demonstrasi di KBRI Yangon

Aksi protes terjadi di depan KBRI Yangon terkait kudeta militer. (Foto: Twitter/ @hninyadanazaw)

Beberapa waktu lalu, sebuah aksi demonstrasi terjadi di depan KBRI Yangon Myanmar terkait kudeta militer yang masih berlangsung di negara tersebut. 

Ramai diberitakan, bahwa insiden demonstrasi di depan gedung perwakilan RI terjadi lantaran Indonesia sedang berkampanye di antara anggota ASEAN "untuk mendukung pemilihan baru yang diminta oleh dewan militer ilegal."

Baca berita lebih lanjut di sini...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya