Saham Bank Jago Masih Lesu pada Sesi I

Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) merosot 4,19 persen ke posisi Rp 9.725 per saham pada sesi pertama.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Feb 2021, 12:58 WIB
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) masih melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Rabu (24/2/2021).

Mengutip data RTI, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) merosot 4,19 persen ke posisi Rp 9.725 per saham pada sesi pertama. Saham ARTO sempat di level tertinggi 10.250 dan terendah 9.725 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 9.999. Nilai transaksi harian saham Rp 153,4 miliar.

Investor asing beli saham ARTO sebanyak Rp 5,5 miliar dan jual Rp 8,2 miliar. Sedangkan aksi beli sebanyak Rp 147,9 miliar dan jual sebanyak Rp 145,2 miliar.

Saham ARTO turun di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang fluktuaktif pada sesi pertama.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, IHSG melemah 15,52 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.257,27. Indeks saham LQ45 melemah 0,41 persen ke posisi 955,29. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 252 saham melemah sehingga menekan IHSG. 184 saham menguat dan 190 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.294,14 dan terendah 6.254,55.

Total frekuensi perdagangan saham 804.257. Nilai transaksi harian saham Rp 10 triliun. Investor asing beli saham Rp 140,26 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.024.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Sebagian Besar Sektor Saham Tertekan

Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,41 persen, sektor saham infrastruktur menanjak 0,06 persen dan sektor saham keuangan menguat 0,29 persen.

Sementara itu, sektor saham industri dasar melemah 1,48 persen dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham tambang melemah 1,13 persen dan sektor saham perdagangan merosot 0,91 persen.

Saham-saham catat top gainers atau melonjak tajam antara lain saham FORU melonjak 34,81 persen, saham YELO mendaki 34,44 persen, saham BBHI naik 25 persen, saham GDYR meroket 24,71 persen dan saham BBYB menguat 24,57 persen.

Sedangkan saham-saham yang tertekan atau top losers antara lain saham PLAN turun 9,32 persen, saham EDGE merosot 7 persen, saham GLOB tergelincir 6,88 persen, saham YPAS turun 6,85 persen, dan saham KJEN susut 6,83 persen.

Hingga Rabu siang, investor asing masih melakukan aksi beli sebanyak Rp 145,5 miliar untuk saham TLKM. Lalu saham BBTN sebanyak Rp 59,8 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 17,7 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 8,3 miliar dan saham BJTM sebanyak Rp 7,8 miliar.

Selain itu, investor asing melakukan aksi jual antara lain saham BBCA sebanyak Rp 51,7 miliar, saham ASII sebanyak Rp 39,5 miliar, saham ICBP sebanyak Rp 30,5 miliar, saham BMRI sebanyak Rp 18,6 miliar, dan saham EXCL sebanyak Rp 16,3 miliar.

Bursa saham Asia cenderung tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,92 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,13 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,02 persen.

Selain itu, indeks saham Thailand  melemah 0,53 persen, indeks saham Shanghai tergelincir 1,55 persen, indeks saham Taiwan merosot 1,1 persen. Sementara itu, indeks saham Singapura naik 1,31 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya