Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bangkit dari zona merah pada perdagangan saham Rabu, (24/2/2021). Akan tetapi, investor asing masih melakukan aksi beli di pasar reguler.
Mengutip data RTI, IHSG melemah 0,35 persen atau 21,75 poin ke posisi 6.251,05. Indeks saham LQ45 susut 0,89 persen ke posisi 950,71. Seluruh indeks saham acuan tertekan. Sebanyak 275 saham melemah sehingga menekan IHSG. 198 saham menguat dan 169 saham diam di tempat.
Advertisement
Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.294,14 dan terendah 6.223,64. Total frekuensi perdagangan saham 1.418.995 kali dengan nilai transaksi Rp 16,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 217,62 miliar di seluruh pasar.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 1,35 persen dan sektor saham keuangan mendaki 0,46 persen. Sektor saham industri dasar melemah 2,22 persen, dan catat penurunan terbesar. Disusul sektor tambang turun 1,65 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 1,3 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham
Saham-saham yang catat kenaikan besar atau top gainers antara lain saham FORU naik 34,81 persen, saham YELO melonjak 34,44 persen, saham INCP menanjak 34,41 persen, saham BBHI meroket 24,71 persen dan saham GDYR melambung 24,57 persen.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham EDGE turun 7 persen ke posisi Rp 23.600 per saham, saham CLAY merosot 6,97 persen ke posisi Rp 1.335 per saham, saham VRNA susut 6,96 persen ke posisi Rp 107 per saham, saham SKBM tergelincir 6,9 persen ke posisi Rp 324 per saham, dan saham GLOB turun 6,8 persen ke posisi Rp 298 per saham.
Advertisement
Aksi Investor Asing
Sementara itu, saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham TLKM sebanyak Rp 302,4 miliar, saham BBTN sebanyak Rp 116,9 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 35,9 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 16 miliar, dan saham MYOR sebanyak Rp 8,5 miliar.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham ASII sebanyak Rp 120,6 miliar, saham BBCA sebanyak Rp 110,4 miliar, saham ICBP sebanyak Rp 48,5 miliar, saham BMRI sebanyak Rp 27,1 miliar, dan saham INDF sebanyak Rp 18,8 miliar.