Liputan6.com, Jakarta Melakukan latihan praktik keterampilan secara rutin untuk menyelesaikan pekerjaan dan wawancara kerja dengan alat bantu simulator virtual, dapat meningkatkan kemungkinan orang dengan autisme mendapatkan pekerjaan.
Dilansir dari Disability Scoop, berdasarkan studi yang diterbitkan pada jurnal Autism, penyandang autisme berusia 16 sampai 26 tahun yang mengikuti program pelatihan kerja secara virtual lebih mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dalam waktu 6 bulan, dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima layanan transisi pra-kerja biasa.
Advertisement
Penelitian tersebut melibatkan 71 siswa penyandang autisme yang menerima layanan pra-kerja berbasis sekolah, 48 diantaranya juga menghabiskan beberapa jam untuk melakukan latihan simulator berbasis komputer.
Pelatihan virtual ini merupakan proses mandiri yang dilakukan oleh peserta yang diperintahkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan pada aplikasi online dan melakukan praktik wawancara kerja dengan dua orang manager perekrut terkomputerisasi pada sebuah perusahaan fiksi. Selama praktik wawancara berlangsung, peserta menerima umpan balik dari pelatih pada layar.
Pada awalnya, alat pelatih virtual ini dikembangkan untuk membantu orang dewasa yang menderita penyakit mental untuk mendapatkan pekerjaannya. Namun, dilakukan penggarapan ulang untuk memenuhi generasi muda penyandang autisme.
Hasil yang didapatkan dari menyelesaikan program pelatihan secara virtual ini adalah para siswa dengan autisme memiliki keterampilan wawancara yang jauh lebih baik. Selain itu kecemasan yang dirasakan oleh mereka yang melakukan pelatihan virtual cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima layanan tradisional. Artinya, pelatihan virtual ini mampu menaikkan kepercayaan diri mereka.
Simak Video Berikut Ini:
Hasil studi
Hasil lain juga menunjukkan perubahan positif, yakni 42 persen orang dewasa yang telah melakukan wawancara virtual mampu memperoleh pekerjaan dalam kurun waktu 6 bulan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pelatihan secara virtual yang melibatkan latihan keterampilan juga wawancara ini efektif mampu membantu penyandang autisme untuk mencari pekerjaan yang mereka inginkan.
“Pelatihan wawancara virtual untuk masa transisi remaja tampaknya efektif dalam mengajarkan keterampilan wawancara kerja yang terkait dengan akses kompetensi pekerjaan,” kata Matthew Smith dari University of Michigan dan rekan-rekannya.
“Selain itu, kaum muda yang menikmati Pelatihan Wawancara Virtual tersebut dengan layak dalam transisi pra-kerja pendidikan khusus.”
Penulis: Rissa Sugiarti
Advertisement