Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Parkir Indonesia (Aspeparindo), Irfan Januar mengeluhkan sistem digitalisasi pembayaran parkir yang tidak langsung diterima pengelola. Melainkan terkumpul di bank dan baru disalurkan ke rekening perusahaan setelah beberapa waktu.
"Kalau cashless ini bayarnya kan pakai e-money dan uangnya terkumpul di bank dulu. Nanti setelah beberapa hari baru ditransfer ke rekening perusahaan," kata Irfan dalam Diskusi Online bertajuk Digitalisasi Perparkiran, Siapa Diuntungkan, Jakarta, Rabu (24/2/2021).
Advertisement
Cara ini disebut Irfan membuat arus kas perusahan terhambat. Belum lagi proses mendapatkan dana dari perbankan harus dengan rekonsiliasi. Pencocokan nominal dana yang diterima dari perbankan dari transaksi yang dilakukan.
"Jadi tiap bulan harus rekonsiliasi. Kadang ini angkanya suka beda kalau enggak teliti," kata dia.
Rekonsiliasi ini menjadi sangat penting. Sebab salah satu pengusaha pengelola parkir yang dikenalnya pernah mengalami selisih penerimaan dana dari perbankan akibat tidak teliti saat rekonsiliasi.
"Kalau enggak teliti, uang kai bisa nyangkut di bank. Teman kami ini ada yang nyangkut luamyan besar karena rekonsiliasinya telat," kata dia.
Padahal, perusahaan membutuhkan dana cepat untuk arus kas. Untuk itu dia mengusulkan ada skema yang diubah agar dana yang diterima dari pembayaran bisa masuk langsung ke rekening perusahaan sehingga tidak menjadi beban baru bagi pengusaha.
"Ini uang masuknya ke perusahaan, jadi tidak ada yang dirugikan," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tutup Tahun 2020, CentrePark Akuisisi Penuh ISS Parking Management
Sebelumnya, PT Centrepark Citra Corpora (CentrePark) mengumumkan pihaknya telah sepenuhnya mengakuisisi perusahaan pengelola parkir asal Denmark, ISS Parking, melalui perjanjian pembelian saham 100% dengan PT ISS Parking Management. Besarnya kesepakatan itu dirahasiakan.
Keputusan akuisisi ini sekaligus menunjukkan bahwa Grup CentrePark fokus dan konsisten di dalam pengelolaan bisnis perparkiran di Indonesia. Dengan akuisisi ini pula diharapkan mampu mempermudah langkah Centrepark untuk melebarkan sayap ke kawasan Asia Tenggara, sekaligus menjadi grup jaringan operator parkir karya anak bangsa terlengkap bagi masyarakat dan relasi bisnis, seperti developer properti hingga pengelola gedung di Indonesia.
Menanggapi langkah signifikan tersebut, Pendiri dan Chief Executive Officer Grup CentrePark Charles Oentomo mengungkapkan, bahwa akuisisi ini akan mengakselerasi secara massif dan terintegrasi kinerja bisnis Grup CentrePark.
“Ini adalah perjalanan panjang untuk CentrePark dan tim. Akuisisi ini membuktikan bahwa perusahaan parkir nasional juga mampu ekspansi ke luar negeri. Kami berharap, layanan CentrePark semakin menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan pengalaman parkir yang semakin inovatif,” ujar Charles dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (28/12/20).
Meski tidak disebutkan berapa nilai akuisisinya, menurut Charles, dengan mengakuisisi ISS Parking Management yang sudah ada di 118 titik di Indonesia, ekspansi CentrePark semakin lebih luas.
“Resmi mengakuisisinya sejak 27 Februari 2020 lalu. Empat bulan pertama setelah akuisisi namanya masih ISS Parking Management, namun per Juli 2020 lalu kami rebranding menjadi IPM Parking yang merupakan singkatan dari PT Inovasi Parking Mandiri. Jadi PT IPM ini under Grup CentrePark. Kami sedang siapkan business road map nya seperti apa, termasuk target transaksi full cashless di 2021,” jelas Charles.
Sementara itu Chief Finance Officer Grup CentrePark Chris Haryadi menyebut, IPM Parking disiapkan untuk menyasar segmen premium seperti gedung perkantoran grade A, pusat perbelanjaan kelas atas, hotel bintang 5 dan properti-properti premium class lainnya.
Teknologi mutakhir yang dibenamkan di perlengkapan manajemen parkir diharapkan dapat memberikan pelayanan setara kelas premium, selain juga citra yang melekat pada merek IPM Parking-nya.
“Kami ingin konsumen di kelas taraf ekonomi yang cenderung lebih tinggi, bisa merasakan pengalaman memarkirkan kendaraannya dengan baik tanpa perlu cemas saat menitipkan kendaraanya kepada kami,” kata Chris.
Advertisement
Kuasai 410 Proyek Lahan Parkir
CentrePark ke depan akan terus menambah lahan parkir. Khususnya lahan parkir yang belum terintegrasi dengan gedung-gedung yang memberlakukan pembayaran non tunai. Pihaknya terbuka dan membuka kerja sama dengan manajemen maupun pemilik lahan dan properti manapun untuk mengelola lahan parkiran di lokasinya.
Untuk menunjang hal itu, CentrePark merancang teknologi Parking Management System yang praktis mulai dari proses keluar masuk (in/out) kendaraan yang mengandalkan Manless Parking System, hingga sistem pembayaran elektronik atau cashless demi mendukung Gerakan Nasional Non Tunai yang digagas oleh pemerintah. Sampai saat ini, total transaksi non tunai CentrePark baru di angka 35%.
“Targetnya di akhir tahun 2021 sudah full cashless,” ungkapnya.
Chris mengatakan, tantangan era cashless ada di edukasi kepada manajemen yang merupakan partner bisnis perusahaan parkir.
“Mungkin kalau di area Jakarta dan sekitarnya penetrasi informasinya jauh lebih mudah diserap, meskipun masih ada yang menilai cashless itu one of options. Kalau pengunjung mau bayar tunai, ya masih diterima. Namun, klien kami di daerah masih melihat parkir kendaraan harus ada servis. Mereka belum melihat sistem itu bisa melakukan servis, maka itu akhirnya kami masih memerlukan people di lapangan meskipun secara sistem sudah bisa dilepas,” terang Chris.