Dukung Pariwisata Labuan Bajo, 3 Kawasan Kota Kupang Ditata Ulang

Penataan kawasan di Kota Kupang bertujuan untuk mendukung aktivitas pariwisata.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2021, 10:30 WIB
Bukit Sylvia di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus membangun sejumlah infrastruktur untuk mendukung pengembangan pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT). Tak hanya di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, dukungan infrastruktur juga dilakukan di Kota Kupang sebagai Ibu Kota Provinsi NTT.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan kawasan di Kota Kupang bertujuan untuk mendukung aktivitas pariwisata yang ada dengan menyediakan infrastruktur yang nyaman dan layak.

Pembangunan infrastruktur dilakukan secara terpadu. Mulai dari penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian penduduk dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi.

"Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (25/2/2021).

Penataan Kota Kupang dikerjakan secara bertahap dengan meningkatkan kualitas lingkungan kawasan pariwisata yang lebih baik. Tahap I sudah mulai dilaksanakan dengan menata tiga lokasi yakni kawasan Kota Lama atau Pantai Lai-lai Besi Kopan, Pantai Kelapa Lima, dan Koridor 3 Jalan Frans Seda.

Penataan dikerjakan oleh kontraktor PT Brantas Abipraya (persero) dengan dengan nilai kontrak Rp 81 miliar, yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2020-2021 (multi years contract/MYC). Saat ini progres fisik seluruhnya sudah 3,2 persen.

Untuk penataan kawasan Pantai Lai-lai Besi Kopan dilakukan dengan meningkatkan kualitas ruang terbuka, menata pedagang kaki lima (PKL), dan menghubungkan poros utama (koridor pantai) dengan material hardscape.

Beberapa pekerjaan dilakukan di koridor pantai seluas 1,72 ha, di antaranya merenovasi pelabuhan lama dengan konsep heritage landmark seluas 111.92 m2, spot kuliner, gazebo di sisi timur sebanyak 3 unit, toilet, ground water tank, gerbang, Mechanical Electrical Plumbing (MEP), sanitari, lansekap, dan bangunan pelengkap lainnya.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penataan Pantai

Puncak Waringin, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6.com/Asnida Riani)

Selanjutnya penataan Pantai Kelapa Lima seluas 11.765 m2 dilakukan dengan mengembalikan view ke arah pantai diantaranya menata PKL (memindah) ke pelabuhan untuk memaksimalkan ruang terbuka publik. Kemudian dilakukan juga penataan Koridor 3 Jalan Frans Seda dengan meningkatkan kualitas ruang terbuka publik dan lansekap.

Kawasan Koridor 3 Jalan Frans Seda seluas 5,26 ha akan dilengkapi dengan drainase sepanjang 216,77 meter, pedestrian menggunakan batu andesit dan slab, gazebo sasando 8 unit, lampu jalan, bangku, mini theater terbuka, dan fasilitas lainnya.

Sementara untuk penataan kawasan tahap II saat ini masih dalam proses perencanaan dengan kebutuhan anggaran sekitar Rp 120 miliar dari APBN Kementerian PUPR tahun anggaran 2021-2022 (MYC).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya