Liputan6.com, Jakarta Guna memperkuat peran puskesmas terkait penanganan COVID-19 Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memperkenalkan Program Puskesmas Terpadu dan Juara (PUSPA) pada 1 Februari 2021.
Rekrutmen tenaga kesehatan (nakes) pun dilakukan untuk kemudian disalurkan ke 100 puskesmas di 12 kabupaten/kota di Jawa Barat. Sejak rekrutmen dibuka hingga kini (25/2/2021), total pendaftar mencapai 6.909 dan disaring menjadi 500 nakes.
Advertisement
Proses rekrutmen dilakukan secara daring dengan bantuan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI). Direktur Program CISDI, Egi Abdul Wahid, melaporkan bahwa antusiasme tenaga kesehatan sangat tinggi untuk mendukung Program PUSPA.
“Sejak Gubernur Jabar mengumumkan rekrutmen, kami menerima 6.909 pendaftar dengan berbagai latar belakang profesi yang kami kerucutkan menjadi 300 orang tenaga kesehatan ditambah 200 rekomendasi nakes dari 100 puskesmas penempatan untuk bergabung,” kata Egi dalam keterangan pers, Rabu (24/2/2021).
Adapun komposisi profesi dari 500 tenaga kesehatan yang tergabung dalam Program PUSPA adalah ahli kesehatan masyarakat (27,2 persen), dokter (8,2 persen), perawat (22 persen), bidan (18 persen), dokter gigi (2,4 persen), ahli gizi (10,6 persen), farmasi (4,6 persen), epidemiolog (1,2 persen), analis kesehatan (0,2 persen), ahli kesehatan lingkungan (4 persen) dan promosi kesehatan (1,6 persen).
Setiap pendaftar dipastikan memiliki kemampuan, kapasitas, dan pengalaman yang mumpuni dalam penanganan wabah. Mengingat, situasi pandemi perlu direspons dengan kolaborasi interprofesi yang matang dan kemampuan teknis medis maupun penanganan wabah yang sangat baik, tambah Egi.
Lebih lanjut, Edi menyampaikan bahwa pemetaan sumber daya manusia (SDM) ini membutuhkan usaha yang menyeluruh dan intens agar komposisi tim yang ditugaskan sesuai dengan kebutuhan puskesmas dengan penugasan yang beragam.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini
Pelatihan Nakes
Sebagai upaya memperkuat kapasitas Tim PUSPA, CISDI juga menyusun rangkaian pelatihan yang meliputi pelatihan teknis medis, penanganan wabah, komunikasi serta pemberdayaan masyarakat.
Pelatihan yang akan berlangsung secara daring ini turut mengundang pakar-pakar kesehatan dan non kesehatan seperti Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Provinsi Jawa Barat, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Heru Prasetyo (School of Business Management ITB) dan Risang Rimbaatmaja (Tim Komunikasi Perubahan Perilaku UNICEF).
Dalam rilis yang sama, Project Manager Program PUSPA, Fitri Arkham Fauziah, berharap rangkaian pelatihan yang berlangsung pada 25 Februari hingga 6 Maret ini menjadi wahana untuk memperkuat keterampilan medis dan nonmedis Tim PUSPA sebelum terjun ke lapangan.
“Kami menyusun modul pelatihan yang terdiri dari 12 materi yang di antaranya meliputi Respons COVID-19 di tingkat puskesmas, Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM), dan komunikasi perubahan perilaku,” kata Fitri.
Hal ini dilakukan agar Tim PUSPA tidak hanya mampu memperkuat upaya medis tapi juga upaya-upaya non medis seperti advokasi, pelibatan masyarakat, komunikasi risiko serta kolaborasi lintas sektor.
“Modul ini disusun atas diskusi bersama jajaran Pemprov Jabar, masukan pakar yang kami himpun melalui serangkaian konsultasi mandiri serta pengalaman kami mengelola program Pencerah Nusantara COVID-19 yang kami jalankan sejak Juni 2020 di 8 puskesmas di Kota Administratif Jakarta Utara dan Kota Bandung,” tutupnya.
Advertisement