Kemensos Salurkan Bantuan Rp 1,8 Miliar untuk Korban Banjir Bekasi

Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyalurkan bantuan logistik dalam penanganan bencana banjir di Kabupaten Bekasi.

oleh Andina Librianty diperbarui 25 Feb 2021, 14:30 WIB
Warga melintasi banjir di Desa Sindangsari, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/2/2021). Tim Tanggap Bencana Land Rover Club Indonesia (LRCI) melakukan drop logistik dan mengevakuasi warga yang sakit di Desa Sindangsari. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyalurkan bantuan logistik dalam penanganan bencana banjir di Kabupaten Bekasi. Kemensos secara total telah menyalurkan bantuan senilai Rp1.820.854.480.

Penyaluran dana diberikan dalam tiga tahapan. Total bantuan untuk tahap l sebesar Rp. 414.607.040. Total bantuan tahap ll sebesar Rp. 1.352.185.050.

Kemudian ada juga bantuan kaus dan selimut dari Direktorat Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial (PSDBS) sebesar Rp54.062.390. Sehingga secara keseluruhan bantuan Kemensos sebesar Rp1.820.854.480.

"Kemensos telah melakukan respons cepat upaya penangan dampak bencana banjir yang terjadi pada 20 Februari lalu di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, dalam beberapa tahapan," tulis Kemensos melalui akun resmi di Instagram pada Kamis (25/2/2021).

Bantuan tahap I dan II diberikan dalam bentuk logistik termasuk makanan siap saji, makanan anak, pakaian anak, kasur, selimut, tenda serba guna keluarga, air mineral, peralatan kebersihan, dan perlengkapan dapur umum. Sementara bantuan dari PSDBS berupa kaus dan selimut.

Selain itu, Kemensos juga melalukan sejumlah upaya lain termasuk mengerahkan tujuh orang personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk melakukan pencarian korban banjir, dan mendirikan empat dapur umum di empat lokasi yaitu Desa Sumbersari Kecamatan Pebayuran, Kantor Kecamatan Cabangbungin, Kantor Kecamatan Babelan, dan Kantor Desa Sukadadi Kecamatan Sukakarya.

Tagana melaksanakan penyaluran logistik dan aktivasi dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar para korban banjir.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


19.433 Hektare Sawah di Kabupaten Bekasi Terdampak Banjir, Petani Merugi

Banjir merendam ladang warga di Desa Sindangsari, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (24/2/2021). Sebagian rumah warga masih terendam banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Citarum dan luapan Sungai Ciherang. (merdeka.com/Imam Buhori)

 Banjir yang terjadi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berdampak pada sejumlah sektor, salah satunya pertanian. Tercatat, ada sekitar 19.433 hektare sawah yang terdampak bencana banjir di Kabupaten Bekasi dalam beberapa hari terakhir.

Dari hasil peninjauan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, titik yang terdampak banjir paling parah berada di Kecamatan Pebayuran. Banjir di kawasan itu disebabkan jebolnya tanggul Citarum dan merendam banyak persawahan milik petani desa.

"Rentang usia padi yang terdampak bencana banjir yang menyebabkan rusaknya tanaman padi milik petani, rata-rata usianya berkisar antara 30-60 hari usia tanam," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Eem Lesmanasari, Rabu (24/2/2021).

Menurutnya, kondisi ini membuat para petani desa merugi akibat gagal panen di periode awal musim panen tahun ini. Ditambah lagi, kata dia, para petani juga kesulitan dalam pengadaan bibit padi.

"Karena banjir ini merata, pertanaman terganggu, jadi otomatis petani kita untuk pengadaan bibitnya sudah tidak dimungkinkan," paparnya.

Karena itu, lanjut Eem, pihaknya akan membantu pengadaan bibit untuk para petani yang sawahnya terdampak banjir.

"Kita akan bantu pengadaan bibit sebanyak 11.000 ton untuk petani yang sawahnya terkena banjir melalui APBD Kabupaten Bekasi," ungkapnya.

Een menegaskan, bantuan pengadaan bibit akan dilaksanakan usai perbaikan tanggul Citarum rampung. Pihaknya juga sudah memiliki data lahan persawahan yang terdampak banjir, yang akan menerima bantuan bibit.

"Nanti kita lihat situasinya kapan mulai dilakukan pembibitan kembali. Yang jelas kami sudah punya datanya dan petani sudah diinformasikan," jelasnya.

Meski demikian, Eem mengaku masih terdapat kekurangan bibit padi sekitar 8.000 ton, yang nantinya akan diusulkan ke pemerintah provinsi ataupun pusat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya